Citra melihat tatapan Satya, merasa seolah-olah dia akan tenggelam, dan jantungnya berdebar-debar. Dia bisa merasakan sensasi yang berbeda dari sebelumnya, sepertinya jantungnya akan melompat keluar karena kenikmatan ini.
Satya menundukkan kepalanya. Bibir tipisnya menempel pada bibir Citra, tetapi dia tidak menciumnya, hanya menekannya dengan kuat. Kenikmatan di bagian bawah terasa semakin kuat, hampir membuatnya kewalahan.
Citra mengangkat lengannya untuk melingkari leher pria itu dengan susah payah. Pipinya yang merah dan terasa panas juga mendekat pada wajah berkeringat Satya. Saat sedang diselimuti oleh kenikmatan, suara Citra menjadi lebih parau tapi tetap menawan. Dia bergumam, "Enak… tapi ini… bisa lebih enak."