Ketika kata-kata Citra selesai, kantor itu benar-benar menjadi sangat sunyi. Mata Satya yang dalam dan tenang itu menatap Citra sejak tadi, seolah ingin melihat ke dalam jiwanya.
Citra menarik kembali pandangannya tiba-tiba. Dia berbalik dan berjalan menuju pintu. Suara sepatu hak tingginya tidak terlalu keras, tapi terdengar sangat jelas di ruangan yang sunyi ini. Dia berhenti di depan pintu, memegang kenop pintu dengan tangannya. Pria di belakangnya masih tidak bersuara, dan tidak ada suara langkah kaki yang mengejar.
Citra menggigit bibirnya dan memejamkan mata, masih merasa kecewa. Dia membuka pintu dan meninggalkan kantor tanpa menoleh ke belakang. Ketika dia keluar, empat orang di ruangan depan menatapnya serempak dengan ekspresi yang berbeda, tetapi tidak ada yang berbicara.