Cercah cahaya mentari pagi menelisik melalui tirai jendela yang tidak tertutup terlalu rapat. Seorang gadis bersurai perak tampak terusik karena ulah sang surya yang jahil, berharap salah satu anak manusia itu segera beranjak dari mimpi.
Tentu saja, cara itu berhasil terlihat dari netra berwarna telaga yang perlahan terbuka, dan mengerjap beberapa kali guna menyesuaikan cahaya yang masuk. Hal pertama yang ia rasakan adalah kepalanya seperti gendering yang bertalu-talu. Pening menyerang bahkan saat ia melihat ruangan kamar yang di dominasi warna merah maroon terasa berputar-putar.
Eve baru saja terbangun dari tidur panjangnya. Ia terdiam beberapa saat mencoba memproses apa yang telah terjadi karena ingatan terakhirnya yang terasa kabur. Sekelabat bayangan kilas balik ingatan pesta semalam berputar dalam benaknya.
'Jangan memarahi Kakakku! Bukankah itu salahmu karena tidak segera datang dasar kepala tulang!'