Suara derap langkah sepatu kuda terdengar samar-samar di telinga. Seingatnya mereka masih berada di tengah lautan, bukankah seharsnya yang terdengar adalah suara deburan ombak yag menghempas badan kapal.
Perlahan, ia membuka mata dan mengizinkan cahaya matahari pagi menyapanya. Gadis berambut perak itu mengerjap beberapa kali saat ia sadar, kini mereka tidak lagi berada di atas kapal. Melainkan kereta kuda dan dari sudut ini ia dapat melihat paras tampan Lucas yang sedang tertidur.
Untuk beberapa saat ia memperhatikan setiap inci salah satu karya Tuhan yang paling indah. Kulit putih yang sebenarnya bisa dibilang nyaris pucat tampak begitu kentara terlebih saat sinar matahari menimpanya.
Ya Tuhan, lagi-lagi Eve bersorak gembira dan mengucap penuh syukur karena mendapat berkat seorang suami setampan juga semenawan sang duke.
"Berkedip, Eve. Aku tahu wajahku sangat tampan, tapi jangan sampai kau lupa berkedip."