Derap langkah tergesa terdengar di lorong sebuah gua yang terletak jauh berada di bawah tanah, tak ada sinar matahari yang masuk hanya ada cahaya obor serta gema suara sepatu menjadi musik serta penerangan sepanjang jalan.
"Madame!" seru seorang bertudung yang sejak tadi telah setengah berlari karena ia hendak memberikan laporan terkait perintah wanita berambut kemerahan di sana tiba bersama seluruh bawahannya yang lain. Mendengar namanya disebut sang Madame yang sedang sibuk menghiasi kuku jari tangannya dengan kutek terpaksa menghentikan kegiatan bersantainya.
"Bicaralah, kau tidak lihat jari-jariku masih menunggu gilirannya untuk diwarnai?"
"K-kami gagal merebut ce-cermin itu …"
Praangg!
Botol berisikan kutek berwarna merah kesukaan sang Madame jatuh dan berserakan, wanita berbadan sintal itu berdiri dengan raut memerah. Tangannya mencengkram leher salah satu bawahannya iris zamrudnya tampak menggelap karena amarah yang baru saja meluap.