Seorang pria bersetelan putih dengan aksen biru serta emas. Tatanan rambut pirang yang berkilauan tertimpa sinar senja, iris abu yang selallu menatap jenaka. Kaelyn sangat mengenalnya dan mengetahuinya melebihi siapapun sosok tamu tidak terduga ini.
Siapa lagi jika bukan sang Putra Makhota.
Ia tak akan pernah mengira, atau mungkin otak jeniusnya lah yang tak pernah curiga atau memikirkan kemungkina dari maksud sang Nona muda, karena itu ia bertanya apakah dirinya akan keberatan dengan keberadaan tamu ini.
Sial, ia baru saja merasa seperti masuk ke dalam perangkap.
Mau tidak mau, suka tidak suka Kaelyn pun mengikuti gadis bersurai perak yang telah berdiri membungkuk dan memberikan salam, bagaimana pun sosok yang di hadapan mereka adalah Pangeran negeri ini.