Lucas memandang paras ayu gadisnya dari bawah karena ia tengah berada di atas pangkuan gadisnya, sebuah pemandangan yang akan melekat dalam ingatannya. Kulit putih porselene gadis itu tampak memerah, entah karena tertimpa sinar senja atau rona merah berdebar yang selalu mengisi jeda jantungnya.
Jujur saja ia bukanlah sosok Iblis yang dapat mengucapkan janji setia layaknya sang Adik kepada wanitanya, maupun bermain-main untuk memuaskan hasrat serta gairah seperti Sahabatnya. Karenanya sang Duke sendiri tak mengerti akan perasaannya, bagaimana ia dapat terjatuh dalam lubang yang sama seperti para Adam.