Jantung Eve berdegup begitu kencang saat Erudian tiba-tiba menyebutkan nama sang Tunangan. Kekhawatiran melingkupinya, "Apa yang kau maksud dengan sesuatu?"
Erudian menyandarkan punggungnya yang seharian terasa kaku. Pandangannya mengarah pada selimut berwarna membiru dengan gumpalan kapas yang bergantungan. Kenapa dunia begitu indah padahal hidupnya dan berjuta-juta orang pelik nan ironis?
"Sikapnya sangat aneh."
"Aneh seperti apa?"
Kali ini si bungsu Castiello menghembuskan nafas kasar, "Dia tidak fokus dalam mendengarkan setiap laporan ... sebenarnya dia tetap menyelesaikannya seperti biasa."
"Hanya saja pandangannya tak dapat lepas dari langit. Kakakku tidak terlalu sering menunjukkan kegelisahannya seperti ini," imbuh Erudian lagi. Tangannya mengusap kasar wajahnya, Eve dapat melihat gurat kelelahan terukir di setiap paras tampannya.
"Aku tak mengerti apa yang sedang dirasakannya. Setidaknya kau yang jauh lebih memahaminya."