Rautnya sangat memerah, di kedua iris zamrudnya seakan terlihat kabut yang menghalangi kemilau tatapan sang lady. Erden segera melihat ke arah sekitar dan menemukan wanita yang lainnya pun dalam keadaan yang sama. Mereka meracau tidak jelas dan meletakan kepalanya di atas meja.
"Erden!! Hmmm … memang mabuk seperti apa?" tanya Eve dengan ekspresi lugu yang membuat sang Marquis tidak dapat berucap apapun selain membuka menutup mulutnya saja. Ia kebingungan melihat adik bungsunya seperti ini.
"Keadaanmu sekarang itu yang disebut mabuk," jawab Erden sekenanya. Ia mencoba mencari-cari keberadaan Madeleine, namun nihil gadis itu tidak berada di sana.
Ia menyesali keputusan untuk menyerahkan Eve ke tangan gadis itu. jika tahu seperti ini akan lebih baik mengajak si bungsu untuk duduk bersamanya. Karena ia dapat menjaga Eve jauh lebih mudah, lagi pula tidak akan ada yang berani menyentuhnya.