Yoongi sedang mengamati para pejalan kaki yang sedang melakukan kegiatan mereka masing-masing melalui kaca jendela disampingnya sambil bertompang dagu. walau kelihatannya ia sedang mengamati namun pikiran sedang melayang jauh memikirkan sesuatu hingga membuatnya tidak sadar bahwa Jimin sudah berada didepannya dengan beberapa potong kue serta minuman kesukaan Yoongi.
Jimin menatap kekasihnya bingung dengan pelan ia menggenggam tangan Yoongi lembut membuat gadis didepannya ini terperanjat kaget dan mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyadarkan dirinya.
"apa yang sedang kau pikirkan??" tanya Jimin tangannya masih mengusap punggung tangan Yoongi pelan.
Yoongi menatap Jimin sebentar sebelum ia mulai bercerita, "banyak yang kupikirkan... "
"Jungkook sebentar lagi debut dan aku harus membuat lagu baru untuknya. tak kusangka masa pelatihannya lebih cepat dari yang kupikirkan..."
Jimin mengangguk membenarkan, "yah bisa dibilang dia calon penyanyi yang langsung debut selama 3 bulan masa pelatihan. aku bahkan terkejut dengan perkembangannya"
Yoongi menyesap minumannya dalam diam masih terlihat jelas bahwa ia masih menyimpan banyak pikiran dikepalanya. Jimin kembali mengeratkan genggamannya, "lalu apa lagi yang menganggu pikiranmu??"
"Jinnie..." ucap Yoongi pelan. "akhir-akhir ini ia bersikap aneh dan tidak seperti Jinnie yang biasanya. aku tahu ia menyembunyikan sesuatu tapi setiap kali aku bertanya dia tidak mau bercerita kepadaku apa masalahnya dan itu membuatku sangat khawatir Jim..."
Jimin hanya tersenyum, "tenanglah tidak perlu khawatir mungkin ia butuh waktu untuk sendiri dan jika waktunya tepat pasti ia akan bercerita kepadamu. kau hanya perlu berada disisinya jika ia perlu bantuanmu" ucapnya berusaha menenangkan gadisnya dari kebiasaannya berpikir hal-hal yang buruk.
Yoongi tersenyum, "bagaimana kalau kita berdua pergi ketempat persembunyianmu?? aku ingin menikmati waktu berdua denganmu ditempat yang sunyi"
satu alis Jimin terangkat dan ia mulai tersenyum, "kau tahu? jika kau ingin berdua denganku ditempat sunyi ada hotel didekat sini. kita bisa melakukan hal yang menyenangkan ditempat sunyi tersebut" ucapnya dengan senyum menggodanya.
berbeda dengan Yoongi yang langsung memukul kencang lengan Jimin dengan kesal, "dasar mesum!!!"
Jimin hanya tertawa kencang ia menikmati menggoda gadis mungilnya ini banyak ekspresi yang ditampilkan oleh Yoongi untuknya dan itu membuat hidup Jimin lebih berwarna. sedangkan Yoongi masih melampiaskan rasa kesalnya dengan memukul Jimin walau ia sadar kekuatannya tidak akan membawa banyak perubahan pada tubuh Jimin yang ia yakin pasti sering ia latih.
Jimin mulai memegang kedua tangan Yoongi menghentikannya dari memukul dirinya dan mulai mencium kedua tangan tersebut dengan sayang, "berhenti memukulku tanganmu bisa sakit nanti"
Yoongi yang mendengar itu langsung merona karena kata-kata manis yang dilontarkan oleh Jimin membuatnya bergidik geli karena kalimat tersebut. dengan cepat ia melepas tangan Jimin dan mulai beranjak dari duduknya, "ayo!" ajaknya dan langsung berlari keluar tanpa melihat Jimin yang tertawa dibelakangnya.
"hahaha imut sekali"
☜☆☞
"woah jika siang tempat ini semakin indah!! akhh anginnya juga kencang sekali!!" Yoongi berusaha mempertahankan syalnya yang hampir terbang karena tiupan angin.
Jimin tertawa ia mulai memperbaiki syal Yoongi agar tidak lepas. "kau semakin menggemaskan jika sedang tersipu Yoon. lihat rona merah dipipimu" Jimin menunjuk pipi putih Yoongi dengan senyum dimatanya.
pipi Yoongi semakin merona, ia kembali memalingkan wajahnya dan melihat sebuah meja serta bangku yang tersedia disana, "bagaimana kalau kita duduk disana dan membawa camilan yang kita beli tadi?"
Jimin mengangguk, "kau duduklah aku akan membawa camilannya"
Yoongi segera berjalan menuju meja tersebut sedangkan Jimin mulai berjalan menuju mobilnya saat ia merasakan ponselnya berbunyi dengan cepat ia mengambil benda tersebut dan menjawabnya.
"eoh M ada apa??"
-M-
"hyung tadi seseorang membuntutimu tapi aku mencegahnya masuk ketempat pribadimu"
alis Jimin terangkat terkejut dia bahkan tidak menyadari bahwa ia diikuti dan ia juga lupa kalau Taehyung menaruh masing-masing penjaga untuk para gadis, "lalu bagaimana keadaannya??"
-M-
"aku melakukan sebuah insiden kecil untuk mengalihkan perhatiannya dan sepertinya ia sangat kesal dan terburu-buru pergi"
Jimin sedikit bernafas lega mendengar informasi yang diberikan oleh M, "bagus kau sudah bekerja keras"
-M-
"eoh hyung kau diminta untuk datang kemarkas milik Taehyung hyung mereka mau membahas sesuatu dan juga kami akan memberikan laporan kami"
"aku akan segera menyusul" Jimin langsung menutup teleponnya dan mulai berjalan menghampiri Yoongi. Yoongi masih sibuk memandangi pemandangan kota dari tempatnya bahkan tidak menyadari Jimin sudah berada disebelahnya.
"kau ingin minum?" tawar Jimin sambil membuka beberapa camilan yang dibawanya namun kegiatannya berhenti saat Yoongi mulai menyandarkan kepalanya di bahu Jimin sambil tangannya menggamit lengan Jimin dengan erat.
Jimin hanya tersenyum hangat tangannya yang bebas terulur untuk mengusap rambut Yoongi pelan. "tempat ini indah dan bahumu sangat nyaman. rasanya seperti semua masalah yang ada dipikiranku hilang untuk sementara" ucap Yoongi sambil memejamkan matanya sebentar menikmati semilir angin serta kicauan burung gereja kecil.
Jimin hanya terdiam ia juga menikmati pemandangan didepannya namun pikirannya masih melayang pada orang yang mengikuti dirinya. sudah jelas bahaya sedang mengikuti Yoongi karena dirinya terlebih Jimin belum menceritakan dirinya yang sebenarnya kepada Yoongi.
Jimin menatap gelang musik yang dipakai Yoongi walau terkesan remeh tapi ia dan yang lainnya terbiasa memberi alat pelacak pada barang mereka termasuk gelang yang ia berikan pada Yoongi. walau ia berharap tidak terjadi apa-apa pada Yoongi dan yang lainnya.
Yoongi mulai menegakkan kepalanya dan menatap Jimin dengan wajah cemberutnya. Jimin yang melihat wajah menggemaskan Yoongi hanya bisa tertawa kecil, "ada apa?"
Yoongi hanya menunjuk camilan disamping Jimin, "aku ingin itu" kemudian ia mengambil minuman didepan Jimin yang sudah diminum sedikit olehnya.
"beri aku kecupan maka aku akan mengambilkannya untukmu" ucap Jimin dengan wajah tersenyumnya.
Yoongi yang mendengarnya tidak dapat menahan rona malunya. wajahnya hampir seperti kepiting rebus saat Jimin memintanya untuk menciumnya. sebenarnya selama berpacaran mereka berdua tidak pernah melakukan skinship seperti ciuman dan paling jaun yang mereka lakukan adalah berpelukan.
Jimin hanya menatap Yoongi yang tidak menjawab apa-apa kemudian ia menghela nafasnya sedikit, bohong jika ia tidak berharap walau hanya sedikit karena Jimin tahu Yoongi tipe gadis yang sangat pemalu bahkan ia tidak pernah melihat Yoongi maju duluan untuk hal-hal seperti ini.
"baiklah tidak apa-apa. kau ingin apa tadi??" ucap Jimin mengusap rambut Yoongi pelan dan sedikit berbalik untuk mengambil camilan yang diinginkan Yoongi. tapi gerakannya terhenti saat Yoongi mulai menarik dirinya menghadap gadis mungil itu dan kejadian yang sangat tidak ia duga membuat Jimin kembali terkejut.
Yoongi menciumnya bukan sebuah kecupan yang dimintanya melainkan sebuah ciuman panjang dan lembut. walau hanya beberapa saat saja Jimin terkejut, Jimin pun membalas ciuman Yoongi. ia merengkuh tubuh mungil itu dalam dekapannya dan tangannya menyentuh pipi putih Yoongi dengan lembut.
hingga beberapa lama Jimin merasakan tepukan pelan dari Yoongi yang mengisyaratkan bahwa gadisnya kehabisan nafas. kemudian mereka berdua melepas ciuman mereka, saat Jimin menatap Yoongi dengan rasa sayang justru Yoongi mulai menunduk malu dengan apa yang ia lakukan tadi.
"aku mencintaimu Yoongi" ucap Jimin kemudian ia memeluk Yoongi dengan erat.
"aku juga mencintaimu Jimin"