Alsad baru saja menyelesaikan pekerjaannya, Lusi sudah pulang lebih dulu karena semua pekerjaannya telah selesai.
Alsad baru akan berdiri, tetapi pintu ruangannya terbuka menampilkan sosok Steven yang terlihat mengenaskan.
"Kenapa muka, lo?" tanya Alsad sambil mematikan layar laptopnya.
"Bantuin gue dong?" pinta Steven tiba-tiba.
Alsad sudah tau apa tujuan Steven, "Gue mau balik," Alsad tak mau lagi harus terkurung di tempat kerjanya.
Jika memang ada penting Steven bisa mengikutinya, dan benar saja lelaki itu ikut keluar ruangan seperti dirinya.
"Putri udah punya pacar kayaknya, masa gue nikung sih Sad? Gue nggak mau jadi penghancur tapi gue sayang banget sama dia," keluh Steven.
Alsad melirik sekilas, lelaki yang di sampingnya itu seperti bukan Steven.
Sejak kapan Steven mengeluh begini soal perempuan, soal Bella yang pernah ia sukai saja Steven tak pernah seperti ini.
"Lo waras?"
"Maksudnya?"
"Ya lo waras, kan?"
