Lusi bertumpu di bahu Alsad, kini hatinya sudah mulai membaik. Lusi lantas mengusap air matanya yang membasahi wajahnya.
"Thank you Sad," lirih Lusi.
Alsad hanya menganggukan kepalanya, suasana kamar yang redup pun membuat wajah sembab Lusi tak terlihat.
Hanya ada cahaya bulan yang menyinari kamar Lusi, Alsad yang hanya menatap bola mata Lusi pun seolah tersihir begitu pun dengan Lusi.
Wangi parfum yang Alsad kenakan membuat jiwanya tenang, rasa kesepian yang mengrongrong hatinya perlahan mulai lenyap, "Lus..i want you kiss me," Alsad setengan berbisik untuk mencium bibir Lusi.
Sementara Lusi hanya mampu menganggukan kepalanya, Lusi ingin sekali di kecup oleh bibir Alsad yang tebal. Anggap saja Lusi gila karena butuh sentuhan saat ini, Alsad yang mendapatkan ijin dari Lusi pun langsung meletakan tangannya di tengkuk Lusi menarik lembut dan melumat bibir Lusi membuat wanita itu merapatkan tubuhnya dan mengecap bibir Alsad dengan lembut juga.
