Chereads / Nikah???? / Chapter 2 - Bagian 2

Chapter 2 - Bagian 2

Bersama para sahabat membuatnya bahagia hingga lupa bahwa sekarang waktunya sudah malam.

Setelah berpamitan kepada para sahabat, Eva bergegas pulang , sesampainya di rumah dia melangkah dengan senyum yang terus terpantri di wajahnya kelakuan absurd sahabatnya memang benar- benar buat kepala geleng- geleng melihatnya.

Ketika membuka pintu dia melihat pemandangan yang melunturkan senyumnya, melihat papa berdiri di samping perempuan yang tidak di kenalnya dan juga mama yang terduduk di lantai dengan memegang pipi sebelah kanan.

Eva membekap mulutnya dengan perasaan yang entahlah dia tidak bisa menjabarkannya karna salama ini dia hanya mendengar pertengkaran ke dua orang tuanya tapi ini dia melihatnya secara langsung.

Eva mencoba memberanikan diri melangkah mendekati ke dua orang tuanya.

" Pa... ada apa ini ? " Eva bertanya dengan suara yang bergetar.

Mereka semua serentak menoleh ke arah Eva namun tidak ada satupun yang mau menjawab pertanyaan Eva.

" Pa... ada apa ini ? " tanya Eva sekali lagi namun lagi dan lagi tidak ada yang menjawab.

" Ayo aku antar pulang" yang ada suara papanya menawarkan untukmengantar pulang perempuan asing itu.

Setelahnya Eva melihat papanya yang pergi meninggalkan rumah dengan menggandeng perempuan asing itu, karna tidak ada tanggapan dari papa Eva beralih ke mamanya.

" Mama gak apa-apa ? " Eva membantu mamanya berdiri namun di tepis oleh mamanya , Eva hanya bisa meremas ke dua tangannya dan memandang nanar kepergian mamanya.

Sakitttt rasanya di perlakukan seperti ini, kemudian Eva memasuki kamarnya membuka dan menutup pintunya perlahan setelah pintu tertutup sempurna dia menyandar punggungnya ke pintu dia tidak bisa membendung lagi air matanya maka pecah lah sudah tangis yang di tahannya tadi.

"hiks.. hiks..hiks.. bagaimana bisa mereka melakukan hal itu kepada anak mereka sendiri " dengan memukul-mukul dadanya kuat.

"sakitttt ... tuhan...hiks...hiks " tangisnya terdengar begitu memilukan jika ada orang yang mendengarnya tapi sayang tidak ada yang dengar karna kamarnya kedap suara kalaupun terdengar hanya mamanya saja yang mendengar itupun mamanya tidak perduli.

" aku ingin melupaka kejadian ini sesaat karna itu aku butuh obat ku " Eva melangkah ke meja rias untuk mencarinya namun tidak menemukan obatnya di atas meja rias agak susah mencari obat dengan membawa tas akhirnya tasnya di letakkan dibawah meja rias setelahnya.

" dimana aku meletakkan obat ku ?" Eva mengobrak abrik semua laci di kamarnya tapi dia tak menemukannya hingga akhirnya dia mengangkat bantalnya di situlah dia melihat dua botol putih yang rutin ku konsumsi beberapa tahun, obat ini sangatlah manjur jika tiba-tiba aku mengalami kejadian seperti ini, tidak ada yang tahu dia mengkonsumsi obat-obat ini tak terkecuali para sahabat.

Segera mungkin Eva mengambil dan membuka obat-obat itu satu persatu ternyata botol obat satunya sudah habis.

"besok aku harus minta obat sama dokter abang, besok hari rabu jadwal aku ketemu dokter abang ".

Tinggal obat di botol satunya ini saja tanpa pikir dua kali Eva menelan obatnya beberpa butir.

"kak aku menunggu mu di sini cepat temui aku karna aku sudah lelah aku brtahan hanya untuk menunggu mu maka cepatlah kak penuhi janji mu, aku...aku.." belum selesai Eva melanjutkan kata-katanya Eva sudah menutup ke dua matanya dengan damai karna efek dari obatnya telah bereaksi sehingga membuatnya tertidur.

Diwaktu yang sama seorang pria berdiri di balkon apartementnya melihat pemandangan langit yang di penuhi dengan bintang-bintang membuatnya teringat seseorang.

" Eva kamu masih nunggu kakak kan di sana, kakak berharap kamu memegang janji mu yang akan menunggu kakak ,sebentar lagi kakak pulang ke indonesia Va jadi tunggu kakak ya. Pasti sekarang kamu menjadi gadis yang cantik , ma'afin kakak yang pergi meninggalkan mu selama tujuh belas tahun ini " dia meremas syal yang di gunakannya, di mana syal ini pemberian dari Eva di waktu perpisahan mereka, syal warna biru yang tersematkan nama Eva itu selalu di bawanya ke mana-mana.

" kamu baik-baik aja kan Va selama kakak tinggal , kakak harap kamu bisa menjaga diri kamu ".

Mengingat kembali di waktu mereka berpisah.

Dia mengajak Eva pergi ke taman.

"Eva sini duduk di samping kakak ada yang mau kakak bicarain sama kamu ". Eva mengikuti apa yang di katakannya yaitu duduk di sampingnya.

"mau bicara apa kak ? " tanya Eva kecil dengan senyum yang menampakkan gigi gigisnya karna keseringan makan-makanan manis melihat itu membuat aku tersenyum akupun tidak bisa menahan untuk tidak mencubit pipi Eva.

"aduhh kak sakit pipi Eva jangan main cubit- cubit aja dong" Eva mengusap- usap ke dua pipinya.

" hehe ma'fin kakak ya " ucap ku.

"tadi kakak katanya kakak mau bicara , ayoo mau bicara apa ? " tanya ulang Eva .

Aku menarik nafas dalam-dalam terus ku keluarkan secara perlahan-lahan rasanya gak sanggup bilang ini ke Eva.

"jangan keseringan makan-makanan manis Eva !!

lihat giginya jadi jelek " tunjuk ku ke arah giginya.

" ihhhh kakak mah gitu" Eva menggbungkan pipinya.

"kakak kan tahu Eva itu kalau makan manis bisa buat Eva senang, kata oma kalau kita sedih makan aja yang manis-manis nanti sedihnya hilang" ungkapnya.

"iya kakak tahu, tapi Eva coba kurangi makan manis nanti kalau Eva sakit gigi terus kakak gak ada di samping kamu gimana?" aku mengelus kepala Eva dengan sayang.

"emang kakak mau pergi ke mana ? " .

" ini untuk mengantisipasi aja Eva, dari sekarang kamu harus bisa menjaga diri kamu sendiri kalau nanti kakak tidak ada di samping kamu, kamu enggak kaget lagi".

" kakak bilang gitu seolah-olah kayak mau ninggalin Eva aja" .

Aku memejamkan mata ku dengan kuat merasa tak sanggup mengatakannya tapi aku harus mengatakannya.

"kakak memang akan pergi Eva" ungkap ku dengan jujur.

"kakak mau ninggalin aku sendiri, kakak tahukan aku cuma punya oma dan kakak" mata menatap ku dengan berkaca-kaca.

"ma'afin kakak Eva tapi ini harus kakak lakukan , kakak pergi juga untuk sekolah ".

"kakak mau sekolah , di mana ?"ucapnya dengan suara lirih.

"sekolah di london" ku genggam tangannya dengan penuh kasih sayang.

"apa Eva gak bisa ikut kakak aja ?" tanya Eva.

"kalau bisa kakak bawa kamu Eva tapi kakak di sana belajar bukan berlibur lagian kamu kan harus jagain oma" ku coba member sedikit pemahaman agar dia tidak terlalu sedih bila ku tinggal kan.

"ya ampun Eva lupa kalau di sini masih ada oma yang harus Eva jaga, ini semua gara-gara kakak aku jadi melupakan oma" rutuknya.

Aku tertawa mendengar omelannya, lucunya bikin aku gak rela ninggalinnya.

" tapi kakak janjikan, setelah belajarnya selesai kakak kembali ke sini nemuin Eva" ungkapnya dengan mengulurkan jari kelingkingnya.

"iya kakak janji, kamu juga harus janji untuk selalu nunggu kakak datang sama satu lagi kurangi makan manis-manisnya " ku tautkan jari kelingking ku juga.

Eva melepaskan jari kelingking kami kemudian dia mengambil syalnya dan di berikan kepada ku.

"ini syal ke sayangannya Eva buat kakak aja, ini kenangan dari Eva kakak jaga ya, di sini juga ada nama Eva loh biar kakak ingat terus sama Eva" tunjuknya di sisi pojok syalnya yang terukir namanya.

Setelah selesai mengingat kejadian perpisahannya dengan Eva sesosok pria itu masuk ke apartemennya.