"Kamu bahagia?"
"Aku bahagia."
Terkekeh lelaki itu. "Pasti. Aku bisa melihatnya di setiap senyum yang kamu tunjukkan. Kamu ... begitu menikmatinya."
Alena memejamkan mata, dengan napas berat.
"Alena ...."
"Ya?"
"Sampai kapan?"
"Sampai kamu berhenti mengharapkanku ... El."
Berkabut kedua netra Elang, mengingat kembali status Whatsapp dari perempuan yang sedang dia hubungi lewat telepon sekarang. Sebuah test pack, dengan tanda positif.
Seperti ada yang retak di dalam dadanya. Menyadari, perempuan yang dia cintai tak pantas lagi dia harapkan.
Sedalam apa cintanya?
Tak akan berarti apa-apa, saat mengetahui perempuan tersayangnya akan menjadi ibu tapi bukan anak darinya.
Elang meremas rambutnya, frustrasi. Kembali meraih botol berisi cairan keemasan. Meneguknya, penuh nafsu, amarah, emosi. Semua kebencian yang terpendam.
"Arghh!" Lalu dilemparkannya botol itu.
Pecah, berserakan, tapi tak bisa menyerupai seberapa hancur hatinya.