Jeong Il's pov
Mataku sejak tadi menatap Ha Wook yang tidur pulas setelah puas menangis. "Aku tidak tahu apa yang kau rasakan sekarang. Apa kau merasa sesak karena keriduanmu yang mendalam, atau justru kau marah karena kebencianmu yang tak kalah dalamnya?" tanganku mengelus lembut rambutnya.
"Jangan khawatirkan apapun, sayang. Aku ada disini bersamamu." Senyumku mengembang saat mengingat panggilan yang ia tunjukkan padaku tadi. Ah, bolehkah aku merasa bahagia di situasi seperti ini?
Aku cukup terkejut saat Halmoni menyerahkan surat pada Yoon dari seseorang yang tak pernah terduga sebelumnya. Adam Farabi akan kembali? Aku sangat bersyukur saat itu terjadi, Ha Wook, Yoon, dan Eomma pasti sangat senang.
Aku akan mengenalkan diriku sebagai putra tertuanya yang mengurus Yoon dan keluarga ini selama dia tidak ada. Ah, siapa yang tidak senang menjadi putra angkat seorang Adam Farabi?
