Hening. Daniel hanya diam, menatap ke arah layar komputernya lekat. Sejak tadi dia hanya fokus dengan dokumen di depannya, memeriksa apakah ada yang salah atau tidak. Baru saja Ervan mengabari akan membantunya karena memang pada awalnya dia lah yang membuat masalah.
Daniel menarik napas dalam dan membuang perlahan. Dia mulai menyandarkan tubuh di punggung kursi dan memejamkan mata. Sejenak, dia ingin menghilangkan penat yang sejak tadi dia rasakan. Setelah dari café, dia memang langsung menuju ke arah kantor. Namun, siapa sangka semua pekerjaan langsung menyambutnya ketika dia datang. Hingga Daniel teringat Natalia yang tidak juga memberinya kabar, membuat Daniel membuka mata.
"Astaga, aku baru ingat kalau Natalia belum menghubungiku sama sekali," gumam Daniel. Dengan cepat, dia meraih ponsel di dekatnya dan mencari nama sang istri.
