Andreas duduk diam sofa kamar, memperhatikan Sasa yang tengah berada di depan meja rias. Sejak tadi dia hanya bungkam dengan pandangan lekat dan tidak beralih sama sekali. Ada beberapa hal yang ingin dia tanyakan dengan sang istri, tetapi tidak juga keluar dari mulutnya. Bukannya tidak berani. Tetapi Andreas masih menunggu Sasa menyelesaikan aktivitasnya dan duduk dengan tenang di dekatnya. Namun, sudah lima belas menit dia menunggu, Sasa tidak juga menyelesaikan tugasnya.
Andreas menarik napas dalam dan membuang perlahan, berusaha menguji kesabarannya untuk menunggu Sasa. Namun, melihat Sasa yang begitu santai saat melakukannya, Andreas memilih berdehem pelan, mengusir keheningan di dalam ruangan tersebut.
Sasa yang mendengar langsung menghentikan gerakan dan menatap ke arah sang suami. "Kenapa, Andreas?" tanya Sasa dengan tatapan lekat, bingung karena sang suami sudah menatapnya lekat.