Sasa menarik napas dalam dan membuang perlahan. Manik matanya menatap pantulan dirinya di depan cermin. Berulang kali dia membenarkan riasan dan merapikan pakaian, berusaha tampil baik di depan mama Andreas. Dia tidak ingin menyiakan kesempatan yang sudah diberikan. Sebisa mungkin, dia ingin menunjukkan dirinya yang baik.
"Kamu belum selesai, Sa?" tanya Andreas yang baru saja membuka pintu dan menatap ke arah Sasa berada.
Sasa yang mendengar langsung mengalihkan pandangan. Dia menatap ke arah Andreas yang masih memandangnya lekat. Namun, dia hanya diam dengan raut wajah cemas. Meski sudah pernah menemui keluarga Arav dan dengan situasi yang sama, dia tetap saja merasa gugup. Jantungnya benar-benar tidak tenang sama sekali.
"Kamu kenapa?" tanya Andreas mulai melagkah masuk, bingung dengan raut wajah Sasa yang terlihat begitu cemas. Bahkan, kekasihnya sudah memanyunkan bibir dan langsung mendekapnya erat.
"Kamu kenapa?" tanya Andreas kembali.