Hening. Andreas hanya diam, menatap ke arah sang mama dengan raut wajah masam. Rahangnya bahkan sudah mengeras dengan tangan mengepal. Dia tahu, kehadiran sang mama akan membela Intan, membuatnya merasa begitu kesal. Rasanya ingin sekali menyuruh sang mama dan Intan keluar. Namun, dia masih mengurungkan pikirannya, tidak ingin memperpanjang masalah dengan wanita yang sudah melahirkan. Bagaimanapun, dia bisa tumbuh dengan baik kali ini juga karena sang mama yang merawatnya. Hingga Sasa datang dengan nampan berisi minuman.
Intan yang melihat langsung bangkit dan meraih nampan di tangan Sasa. Dengan cepat, dia melangkahkan kaki, menuju ke arah Andreas dan Yesi. Membuat Sasa yang melihat mendesah pelan dan membalik tubuh.
"Tidak ada yang boleh pergi dari tempat ini," ucap Yesi dengan tegas, membuat Sasa yang berniat melangkahkan kaki terhenti.