Daniel melepaskan dekapan di lengannya ketika sudah sampai di dalam ruangan. Tangannya segera meraih remote di dekatnya dan menekan cepat, membuat kaca di ruangannya berubah menjadi gelap. Manik matanya tertuju lurus ke arah Natalia yang berdiri tepat di depannya.
"Jelaskan denganku kenapa kamu melarangku memarahinya, Natalia," ucap Daniel dengan serius dan penuh penekanan.
Natalia yang mendengar hanya diam dengan mulut tertutup rapat. Jemarinya saling bertaut dengan perasaan tidak karuan. Dia tahu jika kali ini Daniel tengah marah dan kesal karena dia yang menghentikan Daniel memarahi Sherly. Namun, dia melakukan hal tersebut hanya karena enggan membuat masalah semakin besar.
"Nat, sebenarnya mau sampai kapan kamu diam saja saat dihina seseorang? Kenapa kamu gak melawan sama sekali saat Sherly merendahkan kamu?" tanya Daniel dengan tatapan lekat dan rahang mengeras.