"Sa, besok aku mau kamu ikut pulang denganku," ucap Andreas serius.
Sasa yang mendengar hal tersebut langsung diam dan menghentikan tangannya yang akan menyuapkan makanan. Rasanya belum cukup siap untuk pulang ke rumahnya. Bukan karena orang tuanya yang akan tahu mengenai kandungannya, tetapi dia juga belum siap menghadapi Intan. Dia takut kalau nantinya Intan akan bertindak buruk dan berdampak dengan kandungannya. Dia cukup tahu seperti apa sifat seorang Intan yang selalu saja berbuat semaunya.
Andreas yang melihat keraguan di wajah Sasa menarik napas dalam dan membuang perlahan. Dia meraih tangan Sasa dan menggenggam lembut, membuat lamunan wanita tersebut buyar seketika.
"Sa, kamu gak mau pulang denganku?" tebak Andreas, masih menatap Sasa lekat.