"Arav, ayo kita pulang."
Arav yang mendengar ajakan Indah langsung terdiam dan mengurungkan niatnya untuk meneguk minuman di tangan. Wajahnya masih menunjukkan raut wajah tidak senang. Dua minggu menghilang memang hanya untuk menjauh dari wanita tersebut. Rasa benci dan kesal selalu saja hadir ketika dia melihat wajah Indah. Selain itu, Indah tengah mengandung anaknya. Dia tidak ingin kebenciannya akan membuat masalah untuk kehamilan sang istri.
"Arav, ayo pulang," ajak Indah kembali.
Arav membuang napas pelan. Dia mulai membalik tubuh dan menatap ke arah Indah. Wanita tersebut terlihat lebih kurus dari biasanya. Beberapa minggu bisa membuat wanita tersebut benar-benar berbeda. Bahkan, Indah jauh terlihat lebih kusam, tidak secantik dahulu lagi.