Hening. Sasa hanya diam dengan raut wajah berpikir. Sejak tadi dia hanya mengaduk minumannya pelan dan menatap ke arah bangunan di depannya. Namun, pandangannya terasa kosong, tidak fokus sama sekali. Bahkan, Sasa tidak bergerak dan terus duduk di samping jendela. Hingga dia mendesah kasar dan menyandarkan tubuh di punggung jendela.
"Astaga, kenapa rasanya semua masalahku bertumpuk menjadi satu," gumam Sasa dengan raut wajah masam. Memikirkan masalahnya dengan Arav yang belum mencapai keputusan final, ditambah dengan masalahnya dengan Andreas yang baru saja dimulai. Memikirkan hal tersebut, Sasa langsung mengacak rambut kasar dan mendesah pelan. Rasanya benar-benar bingung harus menyelesaikan masalahnya dari bagian yang mana.
Sasa menarik napas dalam dan membuang perlahan. Dia mulai meneguk minumannya hingga tandas. Hingga dia meletakan gelas dan membuang napas kasar.