"Anda harus ingat kalau itu dulu, Tuan. Sekarang, Sasa bukan lagi kekasih kamu karena dia kekasihku. Papanya bahkan sudah merestui dan sebentar lagi kita akan menikah."
Sasa yang sejak tadi diam langsung menatap ke arah Andreas berada dengan kedua mata melebar, cukup terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya. Kekasih? Menikah? Sasa yang mendengar hal tersebut langsung menatap lekat dengan mulut setengah terbuka.
Apa dia sudah gila? Kenapa harus mengaku kekasihku? Apalagi menikah. Astaga, kamu membuat masalahku semakin banyak, Andreas, batin Sasa dengan tatapan lekat. Hingga tawa dari arah Arav terdengar, membuat Sasa mengalihkan pandangan, menatap ke arah lain.
"Kamu bilang kamu dan Sasa akan menikah?" ulang Arav dengan tatapan lekat dan sebelah bibir terangkat, seakan meremehkan ucapan Andreas.