"Tapi, kalau ada janin di perutku, apa kamu tetap akan meninggalkanku, Arav?"
Deg. Arav yang mendengar hal tersebut langsung diam dengan tubuh kaku. Rasanya cukup terkejut dengan apa yang didengarnya. Bahkan, manik matanya menatap ke arah Indah dengan tatapan lekat, tidak mampu bereaksi apa pun. Bahkan, jantungnya seakan berhenti berdetak saat itu juga.
"Arav, aku menyuruh kamu datang ke sini bukan hanya untuk mengatakan bahwa aku tidak ingin berpisah dengan kamu. Tapi, hari ini aku juga ingin mengatakan kalau aku sudah mengandung anak kamu," ucap Indah dengan tatapan serius.
Sejenak, Arav hanya diam, mencerna kalimat yang baru saja dikatakan Indah. Masih ada rasa tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Indah mengandung anaknya? Arav yang kembali mengulang informasi tersebut tertawa kecil dan menatap Indah lekat.