Arav menghentikan mobil di rumahnya. Manik matanya menatap lekat ke arah bangunan tersebut. Namun, dia hanya diam dan tidak berniat sama sekali untuk keluar dari mobil. Dia bahkan memilih duduk di mobil dan menyandarkan tubuh dengan punggung kursi di belakang kemudi.
Kalau pun bisa, malam ini aku tidak ingin pulang ke rumah, batin Arav dengan raut wajah lesu. Dia mulai membuka kaca mobil dan mendesah pelan. Hingga dia mulai memejamkan dan menikmati semilir angin malam yang mulai menerpa wajahnya.
Namun, baru saja dia memejamkan mata, menikmati dunianya, denting singkat ponselnya terdengar, membuat Arav membuka mata. Dengan malas, dia mengambil ponsel di dekatnya dan menatap nama yang tertera.
Indah. Arav yang membaca langsung mendesah pelan. Dengan malas, dia mengangkat panggilan tersebut dan mendekatkan ponsel di telinga.
"Tidak mau masuk, Arav?" sapa Indah, membuat Arav yang mendengar berdecak kecil dan memutar bola mata pelan.