sedangkan Devano dia mengerti keadaan Hulya dan Devano pun membawa Hulya untuk duduk di tepian kasur sehingga saat sampai di tempat tidur Devano berniat ingin mengecup kening Hulya tapi dengan cepat Hulya mengelak dan langsung menampar pipi kiri Devano.
PLAK...
satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi kiri Devano. Hulya tidak bisa berkata apa-apa tapi kelakuan dia barusan mewakili rasa sakit yang ada di dalam dadanya.
sedangkan Devano dia paham dan sangat paham kenapa Hulya menamparnya, sebenarnya ini lah yang harusnya dari tadi Devano dapatkan. Devano yakin kalo Hulya melihat dia dan maid itu tadi saat sedang melakukan hubungan hubungan seks yang di iringi dengan rintihan serta teriakkan maid itu.
Hulya meneteskan air matanya saat dia melihat Devano dan hanya itu yang dapat dia lakukan, kata-kata yang sudah ingin dia ucapakan itu semuanya masih terpendam rapi di dalam hati.