Chereads / Hidden of Tears / Chapter 2 - -Second-

Chapter 2 - -Second-

"Ma" panggil Alexa pada Shella, ibu nya. "Berisik banget si! Manggil-manggil, udah diem!" Bentak Shella sambil mengemudi dengan kacau.

"Ma jangan ngebut, Lexa takut ma" lirih anak kecil yang duduk di kursi samping pengemudi. "Diem! Atau mama tabrakin mobil ini ke jurang?!" Ancam wanita gila itu pada anak kecil disampingnya. Bagai di datangi jutaan volt aura mencekam di dalam mobil tersebut. Hingga mobil tersebut akhirnya berhenti di depan sebuah rumah mewah bercat putih tulang. "Turun!" Perintah Shella.

Alexa yang sudah merasa ketakutan pun mengikuti apapun yang diperintahkan shella. "Taro ini di depan pintu, jangan lupa gedor pagernya juga, yang kencang! Ngerti?!" Perintah Shella menyuruh Alexa untuk meletakan sebuah amplop coklat yang isinya berupa banyak berkas. Alexa pun melakukan apa yang diperintahkan Shella. Lalu kembali ke mobil. "Pinter" puji Shella tak tulus.

"Ma, mama mau kemana?" Tanya Alexa saat melihat Shella sudah rapih dengan make-up dan baju yang sangat terbuka.

"Ssst, gausah banyak tanya, gue mau pergi, lo diem disini, gausah macem-macem, ngerti?!" Ujar Shella sangat kasar. Setelah itu ia pergi meninggalkan Alexa yang baru berusia 5 tahun seorang diri di rumah.

"Mama....mama kemana? Mama dimana? Mama kok ga pulang pulang.....mama.....hiks....hiks" tangisan Alexa pecah ketika ia terbangun dari tidurnya dan tidak melihat kehadiran Shella dirumah.

"Mama?!" Teriak Alexa terbangun dari mimpi buruk nya. Ia menengok kanan dan kiri, menatap seluruh kamarnya. "Huft... kejadian itu lagi" gumamnya pada diri sendiri.

"Xi, kakak kangen, kakak Takut xi" lirih Lexa mengingat-inget masalalu nya.

"Kak, liat deh kucing nya mau makan roti yang lexi kasih kak!" Teriak Alexi dari luar rumah kepada alexa yang sedang duduk di teras rumah nya.

"Lexa, Lexi ayo makan!" Teriak Shella mengajak kedua anaknya untuk makan.

"Iya ma!" Jawab keduanya serentak.

Usai makan malam, Shella menyuruh kedua anaknya untuk bersiap siap tidur.

"Kakak ayo!" Ajak Lexi, Lexa pun mengangguk.

Keduanya pergi bersama menuju kamar mereka yang berada di lantai dua.

"Mama!!!" Teriak Lexa memanggil shella

"Kamu apain adik kamu Lexa?!" Bentak Shella tepat di depan wajah lexa sambil menggoyang-goyangkan tubuh Lexi yang sudah terbujur lemas.

"Lexa gatau mama, tadi Lexi ikutin Lexa dari belakang, terus tiba-tiba kepeleset begitt-tu" jawab Lexa mulai menangis

"Kamu emang gapernah becus jagain adik kamu, apa susah nya sih kasih perhatian lebih untuk adik kamu? Kamu sayang gak sih sama Lexi?!" Ujar Shella benar-benar emosi.

"Maaf ma" ujar nya

Shella menggendong Lexi menuju mobil nya, dan bergegas membawa Lexi kerumah sakit. Karena luka di kepala Lexi lumayan besar.

"Gausah ikut! Diem dirumah!" Perintah shella

Alexa hanya diam mengikuti perintah shella.

"Lexi maafin kakak" lirih alexa begitu mobil Shella meninggalkan perkarangan Rumah.

Satu minggu kemudian.....

Kondisi Alexi sudah membaik, luka nya sudah mulai kering, dan ia pun sudah kembali ceria dan bisa bermain bersama Alexa lagi.

Shella berserta kedua anaknya pergi ke salah satu pusat pembelanjaan kota. "Ma liat deh ada badut hihihi lucu ya badut nya" ucap Lexi saat melihat badut di sebrang jalan. "Iya... Alexi emang gak takut?" Balas shella lembut. Lexi hanya menggeleng-geleng. Lalu perhatian shella kembali teralih pada troli belanjaannya.

"Lexi! Awas!" Teriak Alexa sembari mengejar Lexi yang mulai melintasi jalan raya. Jika alexa tidak terjatuh saat mengejar Alexi, mungkin keadaanya sama dengan Adik kecil nya itu.

Brak

"Lexi!" Teriak Shella begitu melihat putri kecil nya terhuyung setelah tertabrak sebuah mini bus. Shella berlati sekencang mungkin menuju kerubungan.

"Lexi bangun !" Teriak Alexa sambil menggoyang-goyangkan tubuh lexi yang sudah tidak sadar. "Awas kamu! Anak pembawa sial!" Ucap Shella begitu sampai di samping kedua anak nya. "Maaf mama, maaf!" Pinta Alexa menangis kencang.

Setalah itu Alexi di bawa kerumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan. Sekujur tubuh Alexi di penuhi darah.

"Kamu tau?! Kamu selalu jadi pembawa sial buat Alexi! Kamu selalu ga bisa jaga lexi, kamu selalu jadi kakak yang ga becus! Kamu gabisa jagain adik kamu! Kamu itu sama Lexi kembar, kenapa buat jagain kembaran kamu sendiri kamu lalai?! Kenapa gak sekaian aja kamu yang mati!! Kenapa harus Alexi? " Bentak Shella sambil mencengkram bahu Alexa yang sudah menangis kuat kuat. "Maaf ma" hanya itu yang dapat alexa ucapkan.

Tak lama seorang dokter keluar dari ruang tindakan, dan dengan cepat Shella mendatangi dokter tersebut dan menanyai kondisi Alexi.

"Pendarahan akibat benturan sangat parah, sehingga kami selaku tim medis tidak dapat menyelamatkan Alexi." Ujar dokter tersebut dengan sangat pelan. Shella yang mendengar itu terlihat sangat kesal dan mendatangi Alexa kembali yang masih setia duduk.

Plak

Satu tamparah hinggap di pipi kanan alexa. Ya, Shella yang melakukan itu. "Mama benci kamu! Anak pembawa sial!" Ucap Shella dalam, sementara Alexi hanya menunduk ketakutan. Bagaimana tidak di unurnya yang masih sangat kecil mendapat perlakuan seperti itu.

******

"Tahan Lexa, jangan, jangan nangis, lo kuat" ucap Alexa pada dirinya sendiri sebagai penyemangat.

Lalu Alexa kembali merebahkan dirinya dan menjemput mimpinya yang tadi sempat ter potong.

Hari ini hari Jumat dimana hanya terdapat 4 jam pelajaran. Kelas XII-IPA-1 memiliki jadwal olahraga selama 3 jam dan 1 jam untuk beristirahat.

Seperti kebanyakan anak kelas 12 IPA 1 lainnya, Alexa memakai pakaian olahraga bebas dari rumah dan ransel kecil. Alexa memakai kaus team dance nya yang pendek berwarna hitam bertuliskan "Girl Warior" di sisi Depan nya dan bertulis "Alexa" di sisi belakang dengan nomor punggung 04. Ya benar, Alexa adalah member team dance SMA Garelaksi. Bahkan ia adalah Lead dari team tersebut. Sore ini Girl warior akan mengadakan latihan di sekolah.

Materi olahraga hari ini adalah basket, dan tak diragukan lagi skill basket seorang Alexa. Ia cukup menguasai beberapa bidang olahraga seperti, Karate, basket, dan Volly. Alexa pun dengan santai melakukan three point dan yap! Masuk!

"Jon...jon...Joni!" Panggil gama pada teman sebangkunya yang bernama lengkap Rafa Joni. "Anjing lo! Gue bilang panggil rafa, jon jon aje lo" protes Rafa, Gama yang mendapat proter tersebut hanya menyengir lebar. "Yang lagi olahraga kelas mana dah?" Tanya Gama. "12 Ipa 1" balas Rafa. "Cantik tuh yang itu" ucap Gama seraya menunjuk salah satu wanita disana yang sedang bermain basket. "Yang mana?" Tanya Rafa. "Yang pake Kaos item?" Sambung nya. "Cakep si, tapi galak nya warbyazaaah slur" balas Rafa. Gama hanya ber-O ia. Ia memang sebelumnya tidak pernah kenal ataupun tahu bahkan melihat Alexa pun tdk pernah.

"Aus banget mbak nya, nih" ucap Seseorang seraya memberikan sebotol air mineral kepada Alexa. Alexa yang melihat botol tersebut tiba tiba di depan wajahnya sontak menatap siapa gerangan yang memberikannya. Jujur, Alexa tidak mengenal cowo itu, ia pun beralih melihat name tag yang ada di baju cowo tersebut 'Gamateo Rajawali'

"Gaperlu makasih!" Ucap Alexa dingin lalu pergi meninggalkan cowok itu sendiri. Cowok tersebut melongo melihat apa yang barusan Alexa lakukan, baru kali ini seorang Gama, sang casanova yang memiliki jiwa-jiwa bad boy ganteng  SMA Garelaksi dari 12 IPS 3 di tolak cewek.

"Petrus! Gam" ujar Rafa setelah itu. "Paan tuh?" Tanya Gama tak mengerti. "Pepet terus goblok"timpal Reza, salah satu sahabat gama juga.

"Jadi makin tertarik nih gue sama Alexa sayang" gumam Gama entah kepada siapa.

-To be Continue