Chapter 10 - No.256

Kami disuruh masuk ke sebuah gedung, kami disuruh baris dengan rapi, ku berdiri di bagian paling belakang.

Seorang kakek maju ke panggung, kemudian berpidato

"Wahai pemuda pemudi yang telah lolos seleksi, selamat datang ke keluarga besar nriestucous, semoga diantara kalian ada yang menjadi ksatria kerajaan, belajar dan berlatihlah dengan sungguh sungguh, ieyeam eiate piliokprep"

""Ieyeam eiate piliokprep""

Ku berusaha menahan tawa ku, mengapa?

Kalimat yang mereka ucapkan berarti aku makan ta*i.

Kemudian ada acara pidato sambutan dari ketua osis.

Ketua osis itu berambut merah pendek, seorang pria, dan kelihatan seperti fakboy.

Saat dia berdiri di panggung tiba tiba semua calon siswa tertunduk, ku masih berdiri.

"Eeh.. huuh?"

Aku melihat orang orang di atas panggung begitu terkejut, jadi ku menunduk juga.

Ketua osis itu langsung turun dan berjalan ke arah ku.

"Huuh maaf ku tidak tahu harus begini" ucap ku langsung ke dia.

"Berapa ME mu"

"40"

"Kamu bohong"

"Aku serius"

"Lalu kenapa kamu tidak tertunduk saat ku mengeluarkan ME sebesar 400.000?"

"Ah... itu... itu.... karena aku lemah jadi aku mendapat sihir perlindungan dari...."

"Dari?"

"Aaah...! Ku tidak boleh memberitahu nya atau tidak perlindungan ku hilang"

"Hmm baiklah"

'Hiiuuh...'

'Sandiwara yang hebat dewi'

Kemudian orang itu lanjut berpidato setelah dia turun, yang lain bisa berdiri lagi.

Lalu wanita tukang test itu datang ke panggung, dia menggunakan sihir tampilan dan muncul layar peringkat.

Aku melihat baik baik sampai urutan terakhir urutan ke 216 dan tidak ada nama ku.

"Aku dimana?"

Aku melihat ulang lagi.

"Kenapa tidak ada?"

Aku melihat ke atas, ada foto ku dan peringkat ku di tulis tanda tanya.

"Eeh.. kok aku di tunjukin kek gitu sih"

Semua melihat ke arah ku.

"Aku paling lemah..." ku sengaja mengucap itu.

Lalu mereka kembali melihat ke depan.

Kemudian ku melihat 3 orang gadis berjalan ke belakang, mereka bertiga lagi.

"Sebentar lagi pembagian kamar"

"Iya ku doakan kita bersama"

"Hmm!"

Mereka bertiga seperti kembar.

Mereka melihat aku.

""Aah semoga kami bertiga bisa sekamar dengan mu""

Aku hanya diam saja.

Lalu seorang maid maju ke panggung dan menampilkan nomor kamar beserta penghuni nya

"Heeh..? Aku tidak ada!?"

Aku coba lihat ke atas lagi, ada fotoku lagi dan disana tertulis ruangan ku nomor 256.

"Bukan nya itu kamar rank S!"

"Iya kenapa si lemah itu bisa di kamar itu, sendiri lagi"

"Aah ku mau kamar itu"

Aku melihat ke arah maid itu, maid itu hanya melambaikan tangan nya ke aku.

"Hei lihat dia melambai tangannya ke aku" ucap seorang pria

"Bukan itu ke aku"

Acara penyambutan kami selesai, ku di panggil maid itu, lalu maid itu memberikan kunci kamar ku.

Aku mengikuti murid lain nya.

Aku berkeliling hampir seluruh lorong dan lantai, dan hanya ada sampai nomor 255.

Aku keluar dari gedung itu, lalu ku berkeliling area sekitar gedung itu, lalu ku melihat wanita berambut kuning panjang dan memakai kaca mata.

Ku memutuskan untuk bertanya.

"Uum permisi, kamar nomor 256 dimana ya?"

"Oh kamu murid nya ikut aku"

Aku mengikuti nya, kami keluar dari  gedung lalu kami berjalan ke arah kiri, ku melewati sebuah jembatan batu pendek, lalu ku melihat 10 rumah.

"Itu kamar 256" 

Dia menunjuk ke rumah bata berwarna putih, rumah itu seukuran Seperti ruko, memiliki 2 lantai.

"I-itu?"

"Iya"

"Tapi mengapa ku di pilih di ke nomor 256?"

"Itu karena"

Dia menyentuh pundak ku lalu dia menempelkan tangannya ke sebuah kertas.

Lalu muncul tulisan.

Riala Dremia.

ME = 40 (0,00000000000000000000000000000000000000000.....%)

Aku hanya bisa tersenyum kaku, dan keringat ku bercucuran.

"Tenang ku akan merahasia..."

"Tenang kalau kau membocorkan nya kamu tahu kan apa yang terjadi?"

Aku tersenyum polos, wanita itu jadi berkeringat dingin meskipun muka nya tersenyum.

'Reverse card nyahahaha'

'Anda licik sekali'

Aku berjalan kerumah itu, rumah itu bertuliskan angka 256 di depan nya, ku membuka pintu itu melihat ruangan kosong, ku berkeliling rumah itu, rumah itu ada 6 ruangan kosong, 3 di lantai 1, 3 di lantai 2, tangga nya ada di ujung lorong, lalu tiap lantai ada ruangan tak berpintu.

"Njer kamar nya kosong kek hati"

"Apa maksudmu dewi?"

"Ah tidak"

Aku lalu teringat kalau di alam dewa kita bebas buat apa saja.

Aku ke alam dewa, seperti biasa Eschiea muncul, ku mengambil lemari, meja, ranjang, rak buku.

"Hei Rine apa yang kamu lakukan?"

"Rumah ku kosong melompong"

"Kamu berniat mengisi rumah mu dengan mengambil barang dari sini?"

"Iya"

"Itu tidak bisa"

"Benarkah?"

"Iya, kamu kan punya mana dan bisa memakai sihir apapun"

"Ah.. iya"

Aku kembali kedunia bawah.

Aku ke lantai kedua dan masuk ke kamar paling ujung, ku membuat kamar ku pas di bumi, namun tempat tidur nya ada 2, ku kemudian ke kamar samping nya, aku membuat kamar mandi, persis dengan yang dulu, dengan tambahan shower dan bathup.

Aku ke lantai 1, di ruangan awal ku membuat sofa, meja, lemari, sofa yang biasa, tidak mewah mewah amat, ku juga membuat rak sepatu, dan keset kaki, ku juga membuat sekeranjang kue dan ku taruh di meja.

"Jadilah set ruang tamu ala orang misqueen"

"Apa itu misqueen?"

"Lupakan saja Asuka"

Ku ke kamar yang berada di tengah yang di lantai 1, ku membuat dapur, dapur nya ku buat seperti di bumi, gas nya akan ku buat lagi kalau habis, karena kelihatan masih luas ku membuat meja makan yang ada 3 kursi nya.

3 ruangan lain nya ku biarkan kosong.

"Asuka, kalau ku sekolah jaga rumah ini, ok?"

"Baik"

Aku keluar dari rumah lalu berjalan ke arah jembatan, tiba tiba ku seperti merasakan sesuatu menyentuh kepala ku.

Aku melihat kebelakang dan melihat seorang pria? dengan penutup di mata kirinya, berambut hitam di-ikat kebelakang, mata kanan nya terlihat terkejut, mengapa ku anggap dia pria, karena gaya berpakaian seperti laki laki, dan juga dia rata.

Aku melihat tangan nya mengeluarkan asap, lalu ku tersadar.

"Aaah uuuh eaaaaaah" teriakku.

Pria itu hanya tertawa ringan.

Aku lalu berlari melewati jembatan.

Aku kemudian pergi ke area asrama, beberapa siswa melihat ku lalu menatapku dengan tatapan iri.

Ku pergi ke area kelas, ku melihat ruangan dengan tulisan ruangan osis, ku mengetuk pintu nya, lalu ku melihat gadis berambut kuning dan berkacamata.

"Hiiiih!! Tidak, ku tidak memberitahu siapapun"

"Anda ini haah... ku mau tanya, apa sekolah ini ada seragam khusus?"

"Seragam khusus? Tidak lihat aja baju ku, baju sehari hari ku"

"Oooh.."

Aku kemudian pergi ke area latihan.

Aku melihat 2 orang saling menyerang, senjata mereka berdua berbeda.

Lalu seseorang duduk di samping ku, dia terlihat berumur 16 tahun, seorang pria, berambut putih.

"Kamu bisa melihat senjata mereka?"

"Iya"

"Senjata mereka itu menunjukkan sifat mereka"

"Begitu"

"Apa kah kamu mau memanggil senjata mu?"

"Memanggil?"

-------------------------