Namaku Maurinne Annatasya. Aku baru saja meninggalkan seragam putih abu-abuku.
Dan sekarang aku mau melanjutkan pendidikanku di salah satu Universitas ternama di Jakarta namanya Universitas Indonesia atau biasanya disingkat UI. Aku memilih falkustas hukum karena aku sangat mencintai hukum apalagi Indonesia punya hukum tapi masih belum bersikap adil.
Hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah dan menghadapi yang namanya Mospek. Nggak sekolah, nggak kuliah pasti ada Mospek. Bagiku Mospek itu adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupku, Kenapa ?? karena harus berhadapan dengan senior yang galak atau sok dan berlagu. Tapi itu harus kujalani demi cita-citaku dan yang pastinya juga untuk kedua orangtuaku.
" Aurine ...,udah siap belum ? jangan sampai telat loh nak. " terdengar suara mamaku dari arah dapur sedangkan aku berada di kamar atas. Rumahku memang bertingkat tapi suara mamaku melebihi tingkatnya rumah ini, Hahaha .
" Iya ma, nih udah siap. " aku membawa semua keperluan Mospek lalu turun ke bawah menuju dapur karena mamaku pasti sudah menyiapkan sarapan kesukaanku.
" Mom..,i'm coming, " aku menghampiri mamaku dan mencium kedua pipinya.
" Sarapan dulu sana, jangan sampai sakit ya. Jaga kesehatan kamu dan jangan nakal di kampus baru kamu apalagi ini hari pertama kamu masuk kuliah. " mamaku menasehatiku panjang lebar tanpa koma tanpa titik.
" Mama tenang aja, anakmu ini sudah besar. Aurine nggak kan lah nakal-nakal Ma, kan mama udah tau Aurine kayak gimana. " aku menenangkan mamaku yang begitu perhatian padaku sambil ku menyantap sarapan yang sudah mamaku siapin.
Aku melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.00. Dan aku langsung berpamitan pada mamaku karena Jakarta adalah kota yang penuh dengan penduduknya sehingga perjalanan berasa jauh karena macet jadi aku harus buru-buru supaya tidak telat.
Aku dianter sama Mas Dadang supir pribadi kami yang sudah lama bekerja bersama kami. Di sebuah perjalanan, Aku mengalami macet yang cukup lama sehingga membuatku gelisah.
Jam 8.00 wib aku tiba di kampus baruku dan itu membuatku terburu-buru karena ini sudah telat.
Dengan nafas yang ngos-ngosan Aku tiba di depan koridor kampus tapi sayang pagar kampus udah ditutup.
" Oh my god.., gimana ini ? "
Tiba-tiba aku mendapat akal yah bisa dibilang lumayan gila. Aku memanjat pagar kampus dan kebetulan satpamnya lagi nggak ada.
Saat aku memanjati pagar, seseorang berteriak kepadaku, " Kalau manjat itu jangan pakai rok dong, kan keliatan. "
Aku yang mendengar kata-kata itu langsung kaget dan terjatuh tapi untungnya orang itu menangkapku serasa kayak sinetron sih.
Aku menatapnya tajam begitupun sebaliknya, tiba-tiba aku menyadari akan peristiwa tadi aku langsung bangun dan memakinya, " Jangan sentuh gue dan mencari kesempatan ya, nih karena peraturan Mospek aja kalau nggak gue juga nggak mungkin pakai rok."
" Siapa yang mencari kesempatan sih, yang ada loe.., kan loe yang manjat gue kan cuma berdiri disini yahh bukan salah gue dong. Udah tuh pake acara jatuh lagi, untung gue mau nolongin loe kalo nggak..tau deh ahhh. "
Orang itu tersenyum kecil seolah dia benar dan tidak ada salah.
Aku terdiam menatap wajah orang itu dengan melototkan mataku dengan penuh kesal. Tiba-tiba aku melihat diwajahnya ada sesuatu.
" Wajah loe kenapa ? Loe habis berantem ? "
Aku spontan langsung mengambil sebuah hansaplast yang selaluku siapkan di tasku lalu tanpa berkata apapun aku langsung menempelkannya ke wajah orang itu.
Sebaliknya orang itu menatapku dan terpaku tanpa kedip sekalipun.
Lalu orang itu bertanya, " Anak baru ya ?? Kenapa telat ?? "
" Bukan urusan loe. "
" Idihh ..tadi baik sekarang kayak setan ..Yah udah gihh..,masuk sana entar kena hukum lagi. "
" Gimana gue mau masuk, loe aja ada disini, gue kan harus manjat karena pagar dikunci. "
" Sini gue bantu. " Orang itu berdiri di depan pagar lalu sedikit membungkukkan badannya.
Aku terdiam karena tercengang melihat ini orang mau membantu memanjat pagar kampus.
" Kenapa bengong ?? Ayo naik, mau masuk nggak ? "
Aku menghampirinya dan mulai menaiki punggung orang itu," Awas loe ngintip ya. "
" Iya.., siapa juga sih yang mau ngintip loe. "
Akhirnya aku bisa memasuki kampus, saat aku membalikkan badanku, " makass.... " ucapanku terhenti karena orang yang membantuku sudah nggak ada ditempat, menghilang entah kemana.
Aku terheran dan kaget, " Kemana tuh orang pergi ?? Cepat amat..,macam setan aja. Apa jangan-jangan benaran setan lagi. " pikiranku mulai ngasal entah kemana.
Akupun langsung berlari menuju lapangan kampus dengan nafas yang ngos-ngosan.
" Eh loe.. " seseorang memanggil ke arahku tapi aku ragu sehingga melihat ke kanan dan ke kiri.
" Saya Kak.., " jawabku yang masih dengan nafas ngos-ngosan.
" Iya.., siapa lagi. Siapa nama kamu? "
" Maurinne Annatasya Kak biasanya dipanggil Maurinne. "
" Kenapa telat..?
" Tad.. " belum selesai aku menjelaskan sudah dipotong sama senior yang sok galak, males banget deh rasanya.
" Lari kamu sekarang keliling lapangan 15 kali, tak pakai berhenti kalau berhenti nanti ditambah jadi 10 kali lipat. "
" Siap Kak. " aku menjawabnya dan tersenyum paksa padahal males banget menghadapi senior sok killer ini.
Aku berlari keliling lapangan dengan penuh keringat dan nafas yang ngos-ngosan. " Rasanya udah nggak sanggup pingin pingsan, aku mengeluh di dalam hati.
Saat aku memaksakan diri untuk terus berlari, entah kenapa mataku mulai pitam dan aku pun tumbang. Aku tak sadar lagi kejadian selama aku pingsan. Saat aku pingsan seseorang langsung menghampiriku dan membawaku ke UKS.
Saat aku sudah mulai sadar, Aku tidak melihat siapa-siapa di UKS hanya ada aku seorang diri. Akupun bangun dari tempat tidur lalu beranjak keluar dari UKS.
" Jangan lari-lari Mbak .., nanti pingsan lagi kan baru sadar, "seseorang membuatku kaget sehingga kepalaku menabrak pintu UKS.
" Aduhhh..!! "
" Kan dibilangin juga apa. " orang itu tertawa kecil karena menahan tawa "
Aku memegang dan mengusap jidatku yang kesakitan, " Astaga ..,gini aja benjol juga nih jidat. "
Orang itu menghampiriku, tanpa kata tanpa bertanya Ia langsung menarikku untuk duduk lalu Ia mengambil sebuah balsem dan mengusapnya ke jidatku yang benjol itu.
Aku kebingungan, di dalam hatiku bertanya-tanya, " Nih orang siapa ya ..?? "
Orang itu tersenyum kecil, " Pasti loe bertanya-tanya kan gue ini siapa? "
Aku makin kebingungan tak menentu, "Nih orang kok tau isi pikiran gue ??apa ia punya keahlian baca pikiran orang ya ?? "
Orang itu mengulurkan tangannya, " Nama gue Matteo Kenan. Biasanya gue dipanggil Kenan, gue kakak tingkat loe. Dan loe seharusnya bahagia karena ada bersama gue. "
Aku hanya menatapnya dan masih bingung akan ini semua.
" Kenapa gue harus bahagia ?emangnya loe pacar gue ? "
" Haaahaaahaaa.., baru kali ini ada cewek yang biasa aja kalo sama gue. "
" Emangnya kenapa sih ?? Gue aja nggak kenal sama loe, kenapa gue harus bahagia sama loe ?? "
" Thats good.., loe liat aja nanti loe juga tau. By the way, loe anak baru ya ? Loe anak gugus berapa ? "
" Bukannn.., anak orang. Udah ditanya tadi di depan pagar, ditanya lagi disini. Nggak tau juga, tadi kan gue telat datangnya. By the way, makasih ya tadi. "
" Yeyy.., selo aja kali gue kan lupa. Ya sama, anggap aja itu balas budi gue sama loe, ikut gue sekarang. "
Kenan menarik tanganku, dan aku masih bingung, " Nih cowok.., suka-suka dia ya. Udah tadi di depan pagar menghilang tiba-tiba terus oles balsem tanpa permisi sedikitpun dan sekarang malah megang tangan gue tanpa permisi. Wahh .., gila juga nih cowok. "
Aku terpaksa mengikuti kemanapun Kenan pergi, " Untung loe kakak tingkat gue kalau nggak ... "
Kenan membawaku ke mading, lalu mencari namaku tanpa bertanya dan membawaku pergi lagi. Langkah kami berhenti di sebuah Aula, lalu kami memasukinya.
Semua orang memandang kami berdua tanpa kedip sedikitpun, mentor mospek pun juga menatap kami terutama yang cewek menatapku dengan sinis seolah-olah benci dengan kehadiranku. Aku yang nggak tau apa-apa hanya diam dan menunduk.
Tiba-tiba seorang mentor cewek menghampiri kami, " Ya ampun Kenan, loe darimana aja ? "
Kenan menanggapinya dengan dingin, " Bukan urusan loe. "
Mentor cewek itu kesel lalu menatapku tajam, " Loe ngapain masih disini ? Duduk di kelompok loe sana. "
Gimana aku mau ke tempatku, tanganku saja masih di pegang oleh Kenan. Tanpa kata sedikitpun, Kenan membawaku ke kelompokku berada. Aku hanya diam tak berkutik karena sekarang aku jadi bahan tatapan semua orang.
" Males banget rasanya buatku menjadi bahan tatapan orang. Huffhh.., nih semua gara-gara kakak tingkat yang anehnya tuh super duper aneh. Tapi kok sama aku aja dia ramah ya ?? sama yang lain kok dingin ?? "
* * *
Jam pulang pun tiba ...
" Hufhh ..,finally ..,selesai juga menghadapi yang namanya Mospek di hari ini. " Maurinne tersenyum bahagia.
" Mayyyaaaa... "
Aku membalikkan badan dan raut wajahku langsung berubah 180 derajat dong pastinya karena yang memanggilku adalah Kenan, cowok aneh di kampus ini.
Dalam hati aku ngedumel, " Maayaaa..?emang nama gue maya . Maurinne tau nggak sih ? suka-sukanya loe rubah nama gue. "
Saat Kenan mengejarku, Mas Dadang supirku datang. Aku pun langsung lari dan masuk ke mobil, " Ayo cepat Mas.., kita jalan. "
Mobil pun melaju dengan cepat sehingga Kenan tidak bisa mengejarnya.
" Hufhh.., lega rasanya. "
Aku menghela nafas dan mengelus dada karena aku sudah tidak berhadapan dengan Kenan yag anehnya melebihi dunia ini.
Tiba di rumah aku langsung membaringkan tubuhku di kasur yang aku inginkan dari tadi karena di hari pertama mospek saja aku sudah dihadapkan dengan hal-hal yang anehnya minta ampun.