Tidak lama kemudian Nico kembali membawakan matras, selimut, dan bantal untuk Lyra. Nico membentang matras tersebut disamping Lyra dan meletakkan bantal serta selimut di atasnya.
"Sudah Lyra, apa kamu perlu sesuatu yang lain?" tanya Nico.
Lyra menggelengkan pelan kepalanya, "tidak ada Nico, terima kasih ya. Aku mau tidur dulu, kamu jangan tidur malam – malam, jaga kesehatanmu juga," ujar Lyra tersenyum.
"Baiklah, Lyra," ujar Nico tersenyum dan berjalan keluar menutup pintu kamar Lyra. Jantungnya sekarang berdegup dengan kencang, bahkan tidak bisa dikendalikan lagi. "Hah... diriku sekarang sudah menang... aku sudah berhasil mendapatkan Lyra dan perhatiannya. Tapi harus aku waspadai agar ia benar – benar tidak mengkhianatiku," ujar Nico dalam hati dan tersenyum.