"Sayang...," ujar Lyra mengulang kata - kata Steve.
"Iya sayang," ujar Steve tersenyum.
"Kenapa?" tanya Lyra bingung.
"Tidak apa, memangnya tidak boleh jika aku memanggilmu sayang?" tanya Steve mencubit pipi Lyra lembut
"Tentu saja boleh, kenapa tidak," jawab Lyra sedikit kikuk. Lyra meremas selimutnya untuk menahan kikuknya.
"Apa perutmu masih sakit?" tanya Steve.
"Sedikit Steve, tidak terlalu sakit," jawab Lyra mengelus perutnya.
"Baiklah, kamu istirahat saja ya... biar aku saja yang ke kantor. Kamu istirahat dulu, obat demam sudah aku beli, salep juga, minyak kayu putih juga. Dan aku belikan susu untuk kamu satu dus, tuh disana," ujar Steve menunjuk di dekat meja rias.
"Ah, baiklah. Terima kasih Steve, karena sudah mempedulikanku," ujar Lyra malu.
"Iya Lyra, sama - sama. Aku harus mandi dulu, tunggu ya... nanti aku bawakan sarapan buat kamu," ujar Steve tersenyum kemudian beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar Lyra.