Suara tepuk tangan tamu undangan menghiasi ruangan pemberkatan tersebut, semuanya tampak bahagia dan haru melihat moment tersebut, apalagi kedua orang tua Zico dan Lexa. Lyra melirik sedikit kearah Steve dan Steve menatap kearah Jasmine.
"Apa aku harus mundur saja… dan pergi… serta tidak memperdulikan takdir yang pernah terjadi, atau aku terus bertahan?"
Pertanyaan demi pertanyaan mulai menyelimuti pikiran Lyra, Steve sama sekali tidak mempedulikan perasaan Lyra yang terluka. Seolah – olah Steve sekarang memberikan janji palu terhadap Lyra. Cinta apanya kalau sekarang memiliki hubungan dengan wanita lain?
"Aku harus pergi dari rumah Steve, karena takut tidak pantas tinggal di dekatnya," guman Lyra.
Lexa yang memperhatikan Lyra dari jauh, sepertinya menyadari perasaan Lyra yang sedang sedih karena suatu hal.
"Lyra kenapa ya? Sepertinya dia sangat sedih sekali," guman Lexa khawatir.