Selesai dijahit, tangan Lyra diperban. Lyra masih saja merasa kesakitan, sangat sakit. Tapi yang terpenting, Steve tidak kenapa - kenapa. Bahu Steve lukanya tidak terlalu parah dan tidak dalam.
Dokter yang baru saja menangani Steve dan Lyra keluar dari ruangannya dan memperbolehkan Lexa untuk masuk.
"Apa kalian berdua tidak apa - apa?" tanya Lexa khawatir.
"Tidak Lexa, tenang saja. Paling harus menunggu berapa bulan agar lukanya bisa sembuh total," jawab Lyra melihat tangan kanannya.
"Iya Lyra, tapi tadi yang kamu lakukan berani sekali. Kamu berani berbicara didepan umum, kamu seperti bulan terang di gelapnya malam," puji Lexa.
"Terima kasih Lexa, mungkin ini semua karena Steve. Sudah saatnya aku melindungi dan membelanya," ujar Lyra.
"Bisa saja, aku yang harusnya melindungi kamu Lyra. Telapak tanganmu terluka karena aku. Maafkan aku Lyra," sahut Steve menyesal.
"Tidak apa - apa Steve, yang penting kamu tidak kenapa - kenapa," ujar Lyra.