Chereads / Reinkarnasi Nona Kesembilan / Chapter 36 - Seorang Gadis Harus Anggun Sedikit

Chapter 36 - Seorang Gadis Harus Anggun Sedikit

"Kakek, Yun Chujiu memiliki banyak trik, dulu aku terlalu meremehkannya, pil pengumpul jiwa itu mungkin saja sudah disabotase olehnya."

Hati Bai Peng juga ragu-ragu, mereka harus sangat berhati-hati pada barang yang masuk ke mulut, karena kalau sampai salah, kultivasi yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun akan hancur dan tidak bersisa.

Bai Peng semakin lama semakin takut, untung saja dia belum memakannya, kalau tidak, entah apa akibat yang akan ditanggungnya.

"Kakek, lebih baik kita mencari orang untuk mengidentifikasi pil itu dulu, setelah itu baru dikonsumsi."

"Hanya itu yang bisa kita lakukan sekarang. Yun Chujiu benar-benar menyebalkan! Bagaimana keadaan Morou?"

"Sudah tidak apa-apa, dia sudah kembali ke kediamannya untuk beristirahat." Bai Moyu tidak berani menceritakan Bai Morou ditendang sampai muntah darah oleh Yun Chujiu.

"Baik, apa kamu merasa aku pilih kasih pada Morou?" Tanya Bai Peng sambil menatap tajam Bai Moyu.

Lalu Bai Moyu berkata dengan sedikit murung, "Tidak, bukan ... Aku hanya merasa kalau Morou sedikit arogan."

Bai Peng pun tertawa, "Tidak masalah kalau perempuan jadi arogan, asalkan wajahnya cantik dan memiliki kualifikasi tinggi! Dulu bibimu juga seperti itu, bukankah akhirnya dia tetap menikah dengan Klan Su? Yang penting harus membuatnya ingat kebaikan keluarganya sendiri, sehingga dia tidak akan lupa diri.

Morou adalah gadis paling cantik di Klan Bai, di dalam Sekte Luoyun juga banyak murid klan besar lainnya, nanti kamu harus mengawasinya. Kalau Morou menikah dengan pasangan yang baik, itu akan sangat membantu Klan Bai kita.

Waktu itu kalau bukan karena bibimu menikah dengan Klan Su, mana mungkin kita sekarang memiliki kekuatan untuk bersaing dengan Klan Yun? Moyu, orang yang sukses harus berpikir jauh dan dalam, tidak boleh dibutakan oleh lumpur di depan mata, mengerti tidak?"

"Aku merasa malu Kakek, sekarang aku sudah mengerti." Ujar Bai Moyu, akhirnya keresahan di dalam hatinya terhapuskan, begitu juga dengan ketidakpuasan di dalam hatinya.

Setelah kakek dan cucu itu mengobrol sebentar, tiba-tiba Bai Moyu berkata dengan penuh kebencian, "Kakek, Yun Chujiu benar-benar keterlaluan! Aku berencana mencari kesempatan untuk membunuhnya."

"Dia hanya sampah yang pintar bicara dan penuh trik saja, sekarang tugas terpentingmu dan Morou adalah segera berkultivasi agar bisa melewati ujian masuk Sekte Luoyun. Kalau kalian bisa berkultivasi sampai di atas tingkat tujuh, membereskan Klan Yun akan menjadi masalah sepele, apalagi hanya seorang Yun Chujiu." Ujar Bai Peng yang terlihat jelas tidak menganggap Yun Chujiu sebagai rintangan.

Meskipun Bai Moyu mengatakan setuju dengan ucapan kakeknya, tapi hatinya sudah memutuskan akan mencari kesempatan untuk membunuh Yun Chujiu.

"Sialan! Siapa yang berani memakiku di belakang?!" Ujar Yun Chujiu setelah tiba-tiba bersin di tempat Yun Xiaotian.

Yun Xiaotian pun mengerutkan kening, "Anak perempuan yang baik, harus anggun sedikit!"

Yun Chujiu tertawa, "Kakek, mana ada gadis anggun yang bisa mendapatkan uang sebanyak ini? Apa yang Kakek butuhkan? Aku akan membelikannya besok."

Mendengar perkataan Yun Chujiu, Yun Xiaotian merasa senang sekali sampai mulutnya tidak bisa ditutup, dia tidak memedulikan masalah anggun atau kasar tadi.

"Aku tidak kekurangan apapun, malah kamu yang kekurangan. Dulu kamu selalu memakai baju hitam, sudah aku nasihati tapi kamu tidak mau mendengarkan, sekarang kamu sudah sadar kan, besok segera beli beberapa kain yang bagus, dan buatlah baju dengan warna yang sedikit terang." Ujar Yun Xiaotian sambil melihat Yun Chujiu yang sudah dua hari ini terus memakai baju seragam klan mereka, dalam hati dia berpikir apa anak ini sudah tidak mau memakai baju hitam lagi.

Yun Chujiu menunjukkan gigi putihnya, "Kakek, benar sekali kata Kakek. Besok aku akan pergi membeli kain. Aku tidak hanya akan membeli untukku, tapi juga untuk Kakek, paman, bibi, dan lainnya! Siapa suruh aku sekarang kaya raya!"

Yun Xiaotian merasa terhibur sekali, dia semakin senang melihat Yun Chujiu, dia merasa pengorbanan yang dia lakukan selama ini memang pantas. Dia juga tidak merasa bersalah dengan mendiang anak dan menantunya.

Saat kakek dan cucu itu sedang berbincang dengan gembira, tiba-tiba terdengar suara keras petir di luar, diikuti dengan bulir-bulir air hujan sebesar kacang yang berjatuhan.