tring...tring...tring...
Suara alarm terdengar begitu nyaring dalam sebuah kamar yang bernuansa kuning, mengakibatkan sang pemilik kamar lagi lagi mengumpat tidak jelas dalam hatinya ia meruntuki kenapa harus sok-sokan untuk memiliki sebuah jam alarm di kamarnya.
banyak temannya yang mengatakan punya jam alarm supaya ngak ketinggalan jamanlah di katain keren lah,,tapi baginya ini adalah suatu penyiksaan,,bagaikan malaikat maut yang akan segera datang mencabut nyawa di saat kau sedang asik asiknya liburan ke pantai,,menyebalkan.
"sayang bangun,,nanti kamu telat loh sekolahnya,mama lagi yang kamu salahin."
suara tersebut berasal dari luar kamar,,sang pemilik kamar tau jelas suara siapakah itu,,itu adalah suara sang mama orang yang paling ia cintai di dunia ini sekaligus satu satunya orang yang berani menganggu tidur cantiknya.
"arrggg." erang sang gadis. "lima menit lagi ma." tawarnya.
mamanya yang mendengar itu langsung seperti cacing yang kepanasan ia mendobrak dobrak pintu kamar yang sudah di kunci oleh sang gadis."ngak ada lima menit ,, buruan bangun nanti kamu telat mama lagi yang kamu salahin."
"Iyya deh aku bangun ni." pasrah sang gadis ia sedikit kesal berjalan menuju pintu kamar untuk membuka pintunya lalu ke arah toilet untuk melakukan rutinitas paginya meskipun dengan mata yang masih tertutup dan bibir yang mengerucut ke depan,,lucu sekali.
hal itu sangat menggemaskan di mata Rahma mamanya. Pemandangan seperti ini sudah biasa terjadi di setiap paginya anak yang sangat malas bangun dan mama yang tidak suka sama anak yang bangunannya telat,,sangat Klopp sekali.
setelah menjalankan rutinitas paginya gadis itu langsung mengambil seragam SMA dan memakainya,,ia berjalan ke arah cermin dan melihat pantulan dirinya,,tidak di sangka ia sudah SMA sekarang,,ia kemudian mengambil bedak yang berada di meja rias dan menepuk nepuk tipis pada wajahnya lalu mengoleskan lip balm di bibirnya yang kecil agar tidak terlihat pucat tak lupa ia mengepang rambutnya supaya terlihat lebih imut, ketika di rasa sudah cukup ia pun turun ke bawah untuk menemui sang mama.
"mama." ucap sang gadis seraya duduk di meja makan.
"anak mama,,udah cantik aja,,mau makan apa sayang hari ini?"
"seperti biasa mi."
Rahma pun menyiapkan makanan di piring sang gadis tak lupa ia juga menyiapkan bekal.
*****
sebuah mobil sedan berwarna putih berhenti tepat di gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Nusantara,,seorang gadis turun dari mobil tersebut tak lupa ia menyalami tangan mama nya dan mencium pipinya. ia lantas berlari kecil memasuki gerbang sekolahnya.
"sayang hati hati jangan lari larian deh ntar jatuh lagi." ucap rahma yang melihat tingkah putri nya.
sang gadis yang mendengar kan pun hanya dapat berbalik dan mengangkat jempolnya ke udara tak lupa cengiran di wajahnya yang membuat siapa pun yang melihat pasti akan memuji kecantikan nya.
dan disini lah ia sekarang di SMA yang tak pernah ia pikirkan akan bersekolah di tempat ini.
"SMA Nusantara." ucap gadis tersebut seraya tersenyum getir.
selama tiga tahun bersekolah di SMP Chiara tidak pernah membayangkan akan bersekolah di tempat ini,,ia selalu membayangkan akan masuk di sekolah elit terkenal yang berada di daerah ibu kota,,kota asalnya tapi karena ibunya yang mendapat tugas di daerah Bandung Chiara terpaksa harus mengikuti ibunya.
dengan langkah lesu gadis tersebut berjalan melewati gerbang sekolah,,ia pun mengabaikan satpam yang sedari tadi menyapanya,hari ini sebenarnya ia tidak mau masuk sekolah meskipun hari ini adalah hari pertamanya di SMA Nusantara tapi karena takut mamanya akan kecewa ia terpaksa harus berpura-pura.
langkah Chiara terhenti ketika seseorang tiba-tiba menabraknya dari belakang,,Chiara pun hilang kendali dan langsung terjungkal saat itu juga,, posisi yang sangat memalukan Chiara terjatuh dengan posisi jatuh kedepan,,untung saja mukanya tidak lecet kalo tidak ia bisa saja kehilangan kecantikannya.
"punya mata itu di pake,,Lo emang mau di tabrak tau ngak,, syukur Lo cuman jatuh doang kalo Lo patah,kan rugi sendiri." ucap seorang pria yang tadi menabrak Chiara.
Chiara langsung menoleh bingung ke arah pria tersebut,, harusnya kan orang itu yang salah kok malah dirinya yang di salahkan,,tapi menyadari posisinya sekarang berada di tengah jalan Chiara langsung mengurungkan niatnya meskipun di dalam hatinya ia sangat ingin menyumpah sarapahi pria di depannya ini,,Chiara sangat ingin melihat wajah pria yang telah menabraknya supaya ketika ketemu ia bisa memukulnya dengan sekuat tenaga tapi sayang wajah pria tersebut tertutupi helm.
semua mata tertuju kepada Chiara,,ia sangat malu sekarang kenapa posisi jatuhnya harus seperti ini kenapa tadi ia tidak bisa menahan diri untuk tidak jatuh setidaknya ia bisa jatuh seolah-olah tuan putri yang jatuh kebawah kan enak.
"bangun,,Lo ngak berharap gue tolongin kan!!" ucap sadis pria tersebut.
Chiara memang tidak bisa melihat wajah pria di depannya ini tapi satu hal yang ia tau pasti ketika mengatakan hal tadi wajah pria itu sangat menyebalkan,dasar!! ingin rasanya Chiara menarik paksa helm itu dan menonjok wajah di baliknya.
semua orang hanya bisa tertawa dan kesalnya Chiara tidak bisa melakukan apa-apa sekarang,, biasanya ia tidak terima di perlakukan demikian tapi sekarang,,haa mungkin efek malu kali ya di tambah ia murid baru di sekolah.
pria yang menabrak Chiara langsung menjalankan motornya,,pasti ke parkiran pikir Chiara mana dia ngak minta maaf lagi, yasudah bodo amatlah sekarang,,Chiara harus segera ke ruang BP untuk mengetahui seluk-beluk sekolah ini.
sebuah tangan tiba tiba muncul di hadapan chiara,,karena bingung Chiara pun mendongakkan kepalanya ke atas ternyata seorang pria sedang berdiri di hadapannya,,bukan seorang pria biasa tapi seorang pria tampan.heddehh
Chiara pun menerima uluran tangan tersebut ia segera bangkit dan membersihkan rok nya yang kotor akibat terduduk di aspal.
"Lo nggak apa-apa kan??" tanya pria tampan tadi.
Chiara hanya mengangguk sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang putih dan rapi.
"Chiara."ujar Chiara sembari menyodorkan tangannya kedepan tanda ia memperkenalkan diri.
pria tersebut tersenyum sembari menerima salaman Chiara ,,manis sekali di mata Chiara ia seakan sedang terbang di ribuan bunga bunga sekarang. "Amar." ucap pria itu.
"terimakasih ya udah nolongin gue." ucap Chiara sembari melihat amar lekat.
Amar pun mengusap kepala Chiara lembut ,,ntah dorongan apa yang membuat ia langsung melakukan hal itu ,, sedangkan chiara jangan di tanya lagi ia sudah dag,dig,dug serr sedari tadi rasanya ribuan kupu kupu sedang berterbangan dengan indahnya di dalam perutnya.
"itu udah jadi kewajiban gue sebagai umat manusia untuk nolongin Lo."
Chiara mengerjapkan matanya sudah tampan baik hati lagi pikirnya.
"astaga gue telat."panik Chiara ketika melihat jam di pergelangan tangannya,,Chiara tidak tau apa yang harus di perbuat sekarang.
melihat Chiara yang begitu panik Amar pun langsung bertanya."emang kenapa sih??"
"gue harus ke ruang bp,, masalahnya gue nggak tau ruangannya dimana."ucap Chiara dengan mata berair.
seketika pecahlah tawa amar " hkhkhkhkh."
Chiara langsung memukul lengan Amar."Lo ngapain ketawain gue."
"aduhhh,,Lo ngapain mukul gue."bela amar sambil mengusap lengannya yang sakit dan masih berusaha menahan tawa.
Chiara tertunduk "maaf soalnya Lo ngetawain gue,,emang apa yang lucu??" tanya Chiara.
"Lo."jawab amar dengan santai nya.
Chiara langsung menoleh ke amar seraya menunjuk dirinya penuh kebingungan" gue??emang gue kenapa?" tanyanya.
amar sekali lagi gemas sendiri ia langsung mengusap kepala Chiara dan menjitaknya pelan.
"adduhh." keluh Chiara "Lo apa apaan sihh." kesal chiara.
amar hanya tersenyum " hanya karena ngak tau ruang BP dimana Lo sampe rela keluarin air mata" amar kembali tertawa sambil menggeleng gelengkan kepalanya. "air mata Lo itu mahal jadi jangan di sia siain ya." ujar amar seraya berdiri menarik Chiara.
"mau kemana??" tanya Chiara yang heran melihat amar yang menarik nya.
dasar gadis polos pikir amar.
"katanya mau ke ruang BP!!"
"oh iyaya." ujar Chiara dengan cengiran manisnya "lupa." sembari menabok pelan kepalanya.
amar hanya mampu menahan senyum melihat tingkah konyol Chiara,,manis katanya.
"apa??" tanya Chiara
"haa." Amar pun terkaget akan pertanyaan Chiara.
Chiara pun memicingkan matanya " tadi bilang apa??" seraya tersenyum malu.
"nggak,, nggak bilang apa-apa!!" bantah amar.