Ketika kedua orang tua Aria mengetahui hal itu, segera meminta Aria dan Siti menemui mereka. Di rumah Keluarga Sumarja berkumpul semua anggota Keluarga Sumarja, mulai dari saudara dekat hingga saudara jauh. Dikarenakan Ayah Aria merupakan Putra Sulung yang mempimpin yayasan dan semua aset Keluarga Sumarja secara langsung. Keluarga yang lain hanya berkewajiban mengelola aset-aset dari Keluarga Utama, seperti menjadi Dewan Direksi, Direktur, General Manager, Branch Manager, dan banyak lagi jabatan tinggi yang mereka duduki.
Aria dan Siti yang kini berumur 16 tahun hanya berdiam diri, duduk ditengah-tengah semua keluarga yang menatap mereka dengan tenang. Sedangkan Kakek Aria menunjukkan ekspresi kemarahan kepada Aria dan Siti, membuat kedua anak itu takut setengah mati.
"Lalu apa yang dilakukan oleh kakek buyutmu itu?". Tanya Arslan sangat penasaran. Ia tidak menyangka akan mendengar sebuah Aib keluarga terhormat seperti Keluarga Sumarja.
"Hm.". Deren tertawa kecil. "tentu saja mereka dipisahkan secara paksa". Ungkapnya.
"Dipisahkan secara paksa?". Sahut Arslan yang sepertinya menangkap sesuatu yang salah dari penjelasan Deren tadi.
"ya. Secara paksa". Kata Deren yang menatap langit yang sebiru lautan, dan kembali melanjutkan ceritanya.
Setelah kakek Aria meminta semua keluarga untuk memisahkan Aria dan Siti, kedua anak itu serasa ditusuk oleh ribuan jarum. Siti rencananya akan dipulangkan ke kampung halamannya. Sedangkan Aria akan disekolahkan di luar negeri, agar ia tidak dapat bertemu lagi dengan Siti bagaimanapun caranya. Aria yang hanya bisa pasrah dengan kejadian itu, berusaha untuk tetap dapat berpikir. Bagaimanapun itu salahnya sehingga Siti harus dipulangkan, dan otomatis semua kegiatan sekolahnya harus dihentikan. Aria pun memberanikan diri untuk berpendapat, jikalau ia bersedia disekolahkan di luar negeri, dan tidak diperbolehkan lagi untuk bertemu dengan Siti, maka dengan syarat Siti tetap berada disini dan melanjutkan sekolahnya hingga ia lulus kuliah. Semua Keluarga pun setuju dengan persyaratan itu, dan pada akhirnya Aria yang harus merelakan hatinya yang hancur untuk dapat membuat Siti bahagia.
Aria pun besoknya diberangkatkan ke Inggris untuk studi hingga lulus dan magang di sebuah perusahaan yang merupakan relasi bisnis dari Keluarga Sumarja, tempatnya pun berpusat di London, Inggris.
"Jadi Ayahmu menghabiskan masa mudanya di London? Dan Bahkan magang disana?". Arslan yang sedari tadi diam tanpa suara, membuka mulutnya dan bertanya pada Deren.
"benar. Dan disanalah Ayah diperkenalkan dengan wanita itu, Magdalena Oey…". Kata Deren, dengan tertawa sinis.
"Ah!! Pantas saja wajahmu itu tidak terlalu tampan untuk seorang anak dari keluarga kaya…". Ucap Arslan dan memegang dagunya seperti sedang berpikir keras.
Plakkk!!
Deren yang mendengar itu segera mengarahkan tangannya, menjitak kepala Arslan dengan kencang. Membuat Arslan mengaduh kesakitan dan tubuhnya hampir terjungkir ke depan.
"ada apa denganmu! Bisa-bisanya orang yang sakit memukul orang yang waras!". Teriak Arslan tidak terima dengan perlakuan Deren yang provokatif saat berada di rumah sakit.
"Kau yang ngga waras! Mana ada junior tidak menghormati kakak kelasnya! Cuma orang macam kau yang seperti itu!!". Kata deren mendengus kencang.
Arslan yang mendengar itu menyeringai memperlihatkan deretan giginya yang putih. "oke, oke, maafkan aku Kak… Deren?". Ucap Arslan sambil mengangkat alisnya. Memperlihatkan wajah tak berdosanya.
"sudahlah. Sudah basi!". Katanya sembari melipat kedua tangannya.
"Lalu, bagaimana ibumu bisa melahirkanmu, jika Ayahmu berada di London?"
Deren menghela nafasnya panjang. Ia kemudian kembali menceritakan kisah itu kepada Arslan.
Kejadian itu bermula saat Aria kembali ke Indonesia di Umurnya yang ke 25 tahun. Itupun keadaan Aria pada saat itu sudah bertunangan dengan Magdalena. Magdalena yang pertama kali bertemu Aria langsung jatuh hati padanya, dan sangat senang saat mendengar kabar bahwa mereka akan dijodohkan dan menikah saat Aria resmi menjadi Pewaris Utama dari semua Bisnis yang di jalankan oleh Keluarga Sumarja.
Lalu Saat Aria tiba dirumah, terbesit dalam ingatannya dan semua kenangan yang dilalui oleh dirinya dan wanita yang dicintainya, yaitu Siti. Kenangan ia bersama Siti masih membekas dalam di pikiran Aria. Hatinya masih terasa sakit saat memikirkan Siti, bahkan ketika selama berada di London, ia diam-diam menyewa detektif hanya untuk mengawasi keadaan Siti, namun itu tidak berjalan baik. Dikarenakan Siti benar-benar pindah keesokan harinya setelah keberangkatan Aria ke London. Aria juga tidak menemukan jejak dimana keberadaan Siti sampai sekarang.
Ketika memikirkan itu semua, ia merasa pusing dan stress. Aria Sungguh merindukan sosok seorang Siti.
Siti yang ceria, Siti yang selalu tersenyum manis, Siti yang tidak pernah mengeluh, Siti yang pengasih, dan Siti yang sangat penyabar. Aria sangat menyukai semua yang ada dalam diri Siti.
Selama satu minggu penuh Aria menghabiskan waktunya dengan menyibukkan diri di pekerjaannya. Saat itu Aria menduduki jabatan seorang Direktur di salah satu perusahaan retail Milik Keluarga Sumarja. Dengan kesibukannya sebagai seorang Direktur, ia sedikit meringankan kerinduannya akan sosok Siti yang terus berputar di kepalanya seminggu yang lalu. Namun ketika ia sudah Nampak bisa menghilangkan sosok Siti di kehidupannya, Ia mendapat kabar dari Detektif yang diam-diam ia sewa tersebut, kalau detektif itu telah menemukan keberadaan Siti saat itu. Aria yang terkejut dan bahagia karena kabar tersebut, segera ia pun bersiap untuk menemui wanita yang dicintainya itu.
Tak butuh waktu lama, Aria menemukan keberadaan Siti di sebuah kota kecil di jawa timur, tepatnya di Kota Tulungagung. Kota tersebut masih berbatasan dengan Kota Kediri, tempat tinggal Aria. Aria menemukan keberadaan Siti di sebuah desa terpencil di kota itu. Siti saat itu menjadi seorang guru sekolah dasar di daerah desa tersebut, dengan predikatnya sebagai seorang Sarjana Matematika, ia mendapat kesempatan mengajar di sekolah itu dan menjadi seorang guru tetap, bukan lagi guru honorer. Kehidupannya sangat bahagia, dan yang mengejutkan Aria bahwa Siti saat ini masih lajang dan belum menjalani suatu hubungan serius dengan pria lain.
Aria pun memberanikan diri menemui Siti, dan betapa terkejutnya Siti saat melihat sosok Aria pada saat itu. Mereka berdua pun akhirnya saling melepas rindu, setelah bertahun-tahun lamanya mereka menyimpan kegundahan di hati. Mereka tersiksa dengan perasaan cinta yang tersimpan dalam di hati dan pikiran mereka. Setelah semua cobaan dan badai yang menerpa, mereka pun akhirnya dapat bertemu kembali. Sejak Kejadian itu Aria pun seolah menghilang tanpa jejak. Ia pergi meninggalkan semua kemewahan dan karir yang sudah dipuncak itu hanya untuk seorang wanita bernama Siti.
Semua kerabat dekat dan keluarga utama Sumarja pun menjadi gempar atas hilangnya Aria, yang saat itu tidak diketahui berada dimana. Semua upaya mereka lakukan hanya untuk mencari sosok Aria, yang pada saat itu Notabene adalah Pewaris Utama semua aset Keluarga Sumarja, dan tunangan dari anak pemilik perusahaan besar di Indonesia. Sontak kejadian itu menjadi boomerang yang menyakitkan bagi mereka. Disamping seringnya perebutan kekuasaan di internal keluarga, Pesaing bisnis mereka pun memanfaatkan kejadian tersebut untuk menggulingkan kekuasaan Keluarga Sumarja sebagai salah satu dari 10 keluarga terkaya di negeri ini.
Keluarga Sumarja pada saat itu seperti Harimau yang terkurung di dalam Kandang dan kehilangan taringnya. Semua media pun menyebarkan informasi atas hilangnya pewaris utama keluarga itu, meskipun mereka melakukan segala cara agar media tidak menyebarluaskan peristiwa tersebut.
Namun sepintar apapun bangkai itu disembunyikan, baunya pun tidak lama akan tercium juga…