"Sebenarnya gue nggak ngerti kenapa lo bisa ditolak, Som."
Cewek itu, Kim Chungha sedang memoles bedak di wajahnya berbaring santai di lantai kamar Somi yang besar.
Kyulkyung menyahuti juga. "Apa karena Dahyun kaya ya?"
"Eh, emang apa hubungannya kaya sama milih antara Somi dan Dahyun? Kan yang diliat cantiknya!"
Balas Chungha cepat, Kyulkyung menggeleng polos.
"Gue kadang liat Eunwoo natap Dahyun kaya rentenir yang haus darah."
"Kalau gitu mata lo tuh yang harus direparasi. Muka malaikat gitu kok jadi haus darah." Chungha menyentil jidat Kyulkyung.
"Lagian kan rentenir mata duitan, yang haus darah itu vampir bego."
"Emang nggak ngotak si Kyulkyung kalau bicara Chung." Yoojung yang asik ber-wooho di game sims-nya menyahuti.
"Eh anjir, gue bilang jangan panggil gue 'Chung', lo kira gue kachung?!"
"Cocok soalnya, aura babu."
"Bangsat lo, Jung!"
Disela amukan Chungha, Kyulkyung menyela.
"Eh gue serius! Kadang juga dia natap kaya serigala ngeliat kelinci tau nggak!"
Kyulkyung kembali membela pendapatnya meski Chungha dan Yoojung sudah terang-terangan menunjukkan ketidaktertarikan pada topik tersebut.
Yoojung yang sedang memakan pocky berdecak. "Fantasi lo makin aneh aja deh. Nggak mau ke psikiater mbak?"
"Gue nggak gila, bangke!" Akhirnya Kyulkyung tersulut emosi.
Dia, meski dikatai tolol, idiot, anak autis atau bego sampai mati tidak pernah protes. Namun satu yang tidak disukai Kyulkyung, yaitu disamain dengan orang gila.
Setidaknya idiot masih punya otak buat mikir, dan Kyulkyung juga sadar kalau jaringan otaknya emang lemot kaya kartu telkomsel yang sekarat di desa pedalaman. Tapi kalau gila sama aja dia disetarain dengan orang yang nggak punya akal sehat. Wajar Kyulkyung marah.
"Siapa yang bilang lo gila?" Teriak Chungha cepat.
Kyulkyung menaikkan dagu. "Tadi nyuruh ke psikiater apa maksudnya?!"
"Ke psikiater bukan berarti gila. Lo kan sakit mental say." Jawab Yoojung sekenanya.
"Sialan!"
Kyulkyung melempar bantal pada Yoojung dan Chungha. Mereka tanpa sadar sudah mulai merusuh sendiri di kamar Somi.
Sedangkan si empunya meringkuk di kasur dengan wajah sembab dan kepala tertunduk dalam.
Patah hatinya masih bertalu ria memikirkan luka yang Eunwoo tinggalkan. Cowok yang bela-bela dia tembak di tengah lapangan supaya itu cowok nggak tega dan nerima meski terpaksa.
Dikiranya Eunwoo yang baik kaya malaikat akan terpaksa menerima karena nggak tega. Rupanya memang sial, Eunwoo lebih memilih pergi dengan Dahyun ketimbang dirinya.
Apa yang salah? Dimana kurangnya Somi yang bodinya aduhai? Bahkan dia disebut bongsor dan seksi cuma-cuma.
Apa yang Eunwoo lihat dari cewek berwajah datar dengan ukuran dada yang jelas kalah dari milik Somi?
Apa selera Eunwoo emang yang kaya triplek ya?
Memikirkan opini itu membuat pikiran Somi terdistorsi lebih banyak, alih-alih ingin operasi mengecilkan dada Somi malah berpikir ingin ganti wajah saja dengan Dahyun. Kali aja dia bisa bikin Eunwoo jatuh cinta.
"Rasa suka lo cuma sesaat, Somi. Gue rasa lo harus tabayyun deh sama hati lo..."
Tabayyun? Lucu banget nasihat lu Woo!
Kalau perlu gue buka pengajian di sini sekaligus minta rukyah biar nggak mikiran lo lagi!
Somi mulai kembali menangis lebih keras, perlahan dia berteriak sendiri sambil mencengkeram kepalanya, beberapa helai rambut putus karena tarikannya.
Yoojung, Chungha, dan juga Kyulkyung lekas tersadar pada kehadiran tipis Somi yang mirip makhluk sebelah.
Chungha, yang paling khawatir segera berlari mengambil air ke kamar mandi.
"Eh anjir! Kemana lo? Ini tenangin Somi dulu!"
Teriak Yoojung yang sudah mengelus pundak Somi, cewek itu bergetar dengan mendekap dirinya sendiri. Sedangkan Kyulkyung berjongkok di depan Somi dengan bacaan Yasin yang pelan.
"Tunggu, ini ngambilin air buat dia!"
Segera Chungha muncul dengan segelas air, Yoojung mengernyit.
"Kaga ada gayung apa? Airnya kedikitan kalau pakai gelas doang, setannya mana pergi."
"Yailah, rumah orang kaya mana make gayung. Adanya shower kali."
"Kalau gitu gimana dong? Ini mulai kejang-kejang kesetanan si Somi. Apalagi lo liat yang bacain Yasin manusia penuh dosa kaya Kyulkyung, mana mau pergi setannya."
"Astagfirullah, gue niat baik bacain ya," Kyulkyung mendengus karena komentar barbar Yoojung, juga tatapan tidak percaya Chungha padanya.
"Sori aja, setan juga tahu lo jarang ngaji. Yang barusan lo baca Yasin apa doa mau makan? Masa Yasin awalannya Allahumabariklana?"
"Edisi baru," cebik Kyulkyung.
"Lo kira Al-Qur'an ada seriesnya."
"ARGH!!! BERHENTI KALIAN!! JANGAN SEBUT NAMA KITAB SUCI DENGAN BIBIR KOTOR KALIAN!"
Mendengar teriakan menggelegar Somi membuat Kyulkyung, Yoojung, juga Chungha berkedip takut dan mundur teratur darinya.
Somi terlihat marah pada mereka. Juga tampak seperti cewek kemasukan setan. Asli, mereka bertiga seperti nonton live acara tv tentang perukyahan yang sering tayang tengah malam.
"LO TAHU APA PENYEBAB EUNWOO NOLAK GUE?!"
Somi kembali berteriak.
Namun pertanyaan tiba-tiba dari Somi yang terlihat setengah gila itu membuat mereka bertiga melongo tidak mengerti.
"Lo kurang kaya?"
"Lo kaga cantik?"
"Lo nggak tepos kaya Dahyun?"
Sahut mereka satu persatu, namun senyum miring di wajah Somi membuat mereka merinding kesekian kali.
"SALAH! ITU KARENA GUE KURANG ALIM!"
"Hah?!"
Tiga orang itu membuka mulut dengan wajah idiot. Somi yang tiba-tiba tertawa puas benar-benar terlihat seperti baru kemasukan jin gila.
Chungha hampir menyiramnya dengan gelas di tangannya jika Somi tidak melanjutkan orasinya.
"Gue akhirnya ngerti kenapa Eunwoo nyuruh gue tafakkur. Itu karena Eunwoo tahu kalau gue nggak sealim Dahyun, mungkin aja Dahyun selama ini sering salat tahajud, dhuha, dan rawatib tanpa kita tahu. Makanya dia nyuruh gue intropeksi kalau mau memantaskan diri dengan orang semulia Eunwoo."
Yoojung hampir buka mulut sebelum kembali disela Somi.
"Gue tahu sekarang gue harus apa supaya Eunwoo balik ke gue."
"A—apaan tuh?" Cicit Kyulkyung ragu.
"Gue bakal berhijrah. Gue mau pakai hijab dan bertobat serta mendekatkan diri ke Yang Maha Kuasa. Gue mau menyebarkan kebaikkan serta kebajikkan di seluruh dunia."
Orasi dadakan berbau ceramah Mamah Dedeh bersama Aa Afdel membuat bulu kuduk mereka bertiga naik seketika.
"Wah, niat lo bagus." Chungha berdecak dengan mata was-was.
Yoojung juga menatapnya menyahut, "gue dukung deh, mau lo ceramah sampai negeri China juga gue bakal dukung."
Kyulkyung tidak lupa menambahkan, "gue bantuin doa aja ya Som."
Namun belum selesai sampai di sana, senyuman Somi membuat mereka bertiga ingin segera lari dari tempat itu segera.
"Pertama-tama sebelum gue dakwah ke orang lain, gimana kalau gue ajak kalian dulu buat bertobat? Mumpung malam Jumat nih, kita baca Al-Kahfi yo."
Wajah pucat Yoojung, Chungha, dan Kyulkyung terpampang bersamaan.
Anjir! Ngaji aja gue masih ngeja, disuruh baca Al-Kahfi yang berlembar-lembar. Bisa selesai pas lebaran tahun depan!