Rafiz mendorong kursi roda Bianca,menyusuri koridor rumah sakit.Semilir angin menerpa rambut sebahu Bianca, memporakporandakan anak anak rambut Bianca.Bianca terus tersenyum seolah olah senyum itu tak akan sirna.Bagaimana bisa senyum itu sirna, jika saat ini dirinya dan Rafiz bagaikan sepasang kekasih. Mereka menuju sebuah taman rumah sakit, menunggu kehadiran Arvin yang sedang menyelesaikan administrasi rumah sakit.
"Kita tunggu disini ya? " tanya Rafiz, dijawab dengan anggukan oleh Bianca.
"Aku Seneng kamu mau nganterin aku pulang. terima kasih ya Fiz " kata Bianca
"Iya"
"Hari Rabu aku kontrol, kamu mau kan nganterin aku? " tanya Bianca penuh harap.
"Aku liat jadwal aku dulu. Nanti aku hubungi kamu" Jawab Rafiz.
"Terima kasih "
"Fiz, aku pengen banget kita seperti dulu.Apa bisa? " tanya Bianca tiba-tiba.