Aku memandang wajahku yang sudah dipoles sedemikian rupa,aku sangat takjub dengan hasil yang disuguhkan oleh MUA langganan Bunda.
Aku seolah tidak mengenali diriku, sangat cantik dan tampak berbeda. Aura seorang pengantin memang berbeda, lebih memikat.
Begitu pikiranku memuji diriku sendiri.
Aku mencoba menghilangkan rasa gugup karena sudah mendengar hiruk pikuk keramaian di lantai bawah,tampaknya keluarga besar Rafiz telah tiba di rumah ku.
Semenjak dipingit, aku dan Rafiz memutuskan hanya berhubungan via chat saja.
Jika kalian bertanya apakah aku tidak merindukan si Brondong manisku, aku sangat merindukannya. Namun, demi berjalannya prosesi pingitan di keluarga kami. aku harus tegas dengan Brondongku.
Walaupun awalnya aku tergoda untuk melakukan Video Call, namun segera aku urungkan. Mengingat Video Call bisa membuat rasa kangen kami bisa berkurang,dan aku tidak menginginkan itu.
Sungguh peejuangan yang sangat berat, merubah kebiasaan sehari hari menjadi sebuah keharusan yang mutlak tidak boleh dilakukan. Aku merasakan kehilangan sesuatu dalam hidupku, seperti ada ruang kosong.
Apa kalian pernah merasakannya?
Setelah aku sibuk dengan pikiranku sendiri, terdengar helaan Nafas lega para undangan dan empunya suara ketika terdengar kata
SAH...ALHAMDULILLAH....
Pintu kamarku pun diketuk,mama dan bunda menghampiriku.Tampak kedua malaikat ku menggunakan kebaya Biru muda, sangat cantik tampak keduanya menahan tangis haru bahagia.
Mama mencium keningku,
"Sekarang kamu sudah sah jadi istri orang nduk,jangan seperti anak kecil ya nduk"ucapnya
"Jadikan ini pernikahan pertama dan terakhir ya cher,jangan seperti bunda.."pesan bunda
Aku menganggukkan kepalaku,menahan rasa haru .
Mama dan bunda membawaku turun ke lantai bawah menemui brondong manisku yang tampak tampan .
Ntah mengapa, suasana bertambah Haru dan menyentuh ketika Ayah menghampiri aku disertai terdengar alunan lagu Bryan Mcknight - Marry Your Daughter .
Kami berjalan beriringan, ayah menggandeng tanganku.Menatap putri sulungnya penuh Kasih, seolah ayah masih menganggap ku putri kecilnya.
Ayah tersenyum penuh arti saat menyerahkan aku pada Rafiz, tampak Ayah menahan haru saat tanganku kini berganti di tangan Suamiku.
Ya brondong itu suamiku saat ini,Rafiz Radhitya Wijaya
Aku mencium tangan suamiku,setelah itu suamiku mencium keningku.
Suasana haru dan khidmat mewarnai
Akad nikah kami.
Setelah beristirahat satu jam untuk berganti busana pengantin kami menggelar resepsi di Hotel milik keluarga Rafiz.
Kami memilih Garden Party, agar kesannya lebih hidup serta dihiasi bunga mawar putih kesukaanku.
"Kamu cantik....asli klepek klepek aku"ucap rafiz di sela sela bersalaman dengan para tamu undangan
"Aku emang cantik,kalo ganteng cowok.." jawabku asal
"Aish...udah seminggu dipingit,gak bisa berduaan.lagian kamu mau aja ada resepsi kayak gini..kan gak bisa quality time kita" protes Rafiz
"Ntar juga bisa"
"Boleh iya iya dong ntar..."
"Apaan"
"Gak peka,diberi kode daritadi. aku dianggurin terus..gak asik"
"Harus banget ya kita bahas iya iya yang kamu maksud disini?"
"Iya"sambil mencium pipiku
"Asli ngeselin..."
"Kan udah sah juga mbak...jadi gak apa apa kan kalo di publish"
"hem.."
"cie malu..." ledeknya
"Rafiz Radhitya Wijaya,bisa gak usah umbar kemesraan di depan gue!asli gue punya kembaran gak sabaran,macem kebo lo..!"protes randy yang mulai keki dengan kelakuan kembarannya
"Kalo gue kebo,lo juga!kan kita macam upin dan ipin.Tapi gantengan gue"
"Aish..." ucap Randy seraya pergi meninggalkan kami berdua
"Kalian berdua kalo gak ribut, kurang seru ya? "tanyaku
"Sebenernya masa ini yang aku rindukan dari dulu, keakraban aku sama randy. Ntah itu Ribut atau diskusi nyelesaiin masalah .Apalagi kalo keusilan kami berdua kambuh, bisa rame acara "kenang Rafiz
"Aku harap kamu sama Randy bisa terus baikan seperti ini" pintaku tulus
At kamar hotel
Aku merebahkan tubuhku di ranjang hotel yang empuk,sedangkan Rafiz masih ditahan sepupunya.
Alhasil aku sendirian dikamar hotel,dan sudah selesai melepas semua atribut pakaian pengantin beserta aksesorisnya.Sungguh melelahkan hari ini.
Tiba tiba pintu kamar hotel terbuka,tampak sosok Rafiz yang mulai kelelahan.
"Maaf ya lama,mereka niat ngerjain aku.Katanya biar gak bisa malam pertama.Ngeselin gak?"
"Hem..."
"Kamu marah ya?"
"Nggak,aku cuma capek aja"
"Oia ,kata oma besok kita dinner keluarga besar Wijaya sekalian mau ngenalin kamu sebagai menantu papa,gaunnya udah disiapin dilemari.Maaf ya ribet..."
"Perasaan dari tadi kamu minta maaf terus.kamu gak capek apa?mending kamu ganti baju terus kita sama sama istirahat.Besok kan masih ada acara lagi"
"Gak boleh iya iya sekarang ya sayang?"
"Apaan coba?"
Rafiz mulai mendekatkan dirinya,memberikan efek listrik padaku.Rafiz yang sudah bertelanjang dada menindih badanku yang belum siap dengan serangan tiba tiba darinya
"Em...anu....."
.
.
"Kenapa?grogi ya?"
.
.
"Bukan,tapi..."
Kruyuuk.....
Dan perutku tidak bisa diajak kompromi,
Aku menutup wajahku,dan Rafiz membelai rambutku
"Kamu lapar kog gak bilang si sayang"
"Aku nungguin kamu makan tapi kamu dari tadi pepet aku terus.Aku jadi gak enak mau bilang"
"Mulai sekarang,kita harus saling terbuka ya sayang"
Ucapnya sambil mencium lembut bibirku
Chupz....
"Ayo kita makan"ajaknya setelah membuat letupan di jantungku.
Ntah sudah keberapa kalinya dia seperti ini, namun sensasinya masih sama. Indahnya jatuh cinta
Rafiz pun menemaniku makan ,ntah apa yang ada didalam pikirannya.Dia memandangku lekat,dan tersenyum manis didepanku.
Jujur saja aku belum siap untuk melakukan hal itu bersamanya.Mungkin akibat rasa traumaku,tapi cepat atau lambat dia pasti mendapatkan hak nya sebagai suamiku dan aku harus siap untuk hal itu.
"Kamu udah kenyang?aku ngantuk sayang"rajuknya
"ya,,,ayo tidur...."
Kemudian kami tidur berbaring diatas ranjang sambil berhadapan, Rafiz membelai rambutku bermain dengan mereka
"Aku bahagia,akhirnya kamu bisa jadi istri aku.semoga kita selamanya,terimakasih ya cher..kamu udah mau jadi bagian hidup aku dan sekarang kamu jadi Ny. cherrly Wijaya"
"Kamu jangan bikin aku baper deh,,"
"Aku serius,kamu sempurna buat aku.Doakan dan dukung aku jadi imam yang baik buat kamu dan anak anak kita nanti"
"pasti..."
"Kamu dunia aku"
"terima kasih"
"Hari ini kamu gemesin banget sih mbak,aku gak tahan..." Ucapnya sambil menerjangku
Dan serangan Rafiz malam ini,membuatku melupakan rasa trauma dan merasakan apa itu malam pertama...
Pergerakan tangan Rafiz begitu cepat, membuat aku terdiam. Mata elangnya menatapku penuh damba. Seolah aku hidangan yang telah dinantikannya, bibirnya mengecup seluruh tubuhku. meninggalkan bekas kemerahan dibeberapa titik yang entah keberapa kalinya kiss marks menghiasi tubuhku.
Aku terhanyut oleh permainan Brondongku, menerima setiap sentuhan yang diberikannya.
Mencoba menahan rasa yang mencoba meluap untuk dikeluarkan,
"Rafizzzz..... "
" Call my name Cher..."
Dan seketika Rasa itu membuncah dan membuatku takjub dengan rasa yang baru kami ciptakan