-Meskipun saudara tiri-
"Berangkat!" sahut Stiv menarik kopernya
"Koper lo biar gue yang bawa" ujar Varel
"Nggak usah gue aja" sahut Stiv mengulas senyumnya
Merekapun tidak segan-segan merayakan dan menyambut kembalinya Stiv . mereka sudah sampai di kafe langganannya.
"Kalian pesan apa, gue yag traktir" ujar Stiv
"Beneran nih?" sahut Lutfi
"Iya bebas lo mau makan apa" sahut Stiv
"Oke, mbak mas pelayan gue mau pesan!" teriak Lutfi
"Pelanin tuh suara, malu woy di lihatin banyak orang tuh" sahut Varel
"Biarin suka-suka gue dong" balas Lutfi
"Eh besok udah mulai masuk sekolah, cepet banget perasaan libur ya?" sahut Syila
"Bagus lah, dari pada lama-lama di rumah bosen juga" sahut Lutfi
"Lo kerjaannya gabut emang di rumah, lhah gue ngurus kantor juga. Sibuk banget dah kalau di tambah ntar harus persiapan olimpiade matematika bulan depan" ujar Shandy
"Kita juga belum latihan buat pertandingan basket coy!" ujar Vito