"Gak apa-apa Saturnus, ini kan bukan salah Saturnus. Lea yang suka sama Saturnus, jadi Lea harus siap dengan semua resikonya. Saturnus gak usah minta maaf, Saturnus gak salah kok. Semangat ya Saturnus, Saturnus pasti bisa wujudin cita-cita Saturnus dan buat orang tua Saturnus bangga. Tapi Lea gak bisa sayangin laki-laki lain seperti Lea sayangin Saturnus, kan udah Lea bilang Saturnus itu tidak tergantikan di hati Lea. Sampai Lea mati pun, Lea gak bisa hapus perasaan sayang Lea ke Saturnus." ucap Lea dari seberang sana dengan suara yang bergetar. Ia berusaha mati-matian menahan tangisnya agar tidak keluar. Lea tidak mau membuat Saturnus makin merasa bersalah.
Saturnus bungkam. Ia tak tahu lagi harus berbicara apa pada Lea, agar Lea sadar bahwa perasaannya tidak berbalas. Saturnus juga bingung dengan dirinya sendiri, kenapa perempuan setulus Lea ia sia-siakan begitu saja? Padahal sudah jelas-jelas Lea adalah perempuan yang sempurna di mata laki-laki manapun, termasuk dirinya. Namun ia seakan-akan tidak membiarkan Lea masuk ke hatinya. Padahal laki-laki berlomba-lomba memenangkan hati Lea, namun Lea hanya menatapnya seorang. Bahkan ia pikir tak ada perempuan sehebat Lea yang tulus mencintainya. Seketika ia menyadari itu semua, ia merasa sangat bersalah. Namun apa yang bisa Saturnus lakukan?
"Lo perempuan yang tulus Lea, Hati lo seperti malaikat. Lo pantas dapatkan yang lebih baik dari gue. Gue... Gue ngerasa gak pantes buat perempuan sebaik lo. Sekeras apapun gue mencoba mencintai lo, gue gak bisa, karena hati gue gak ngizinin gue buat jatuh cinta. Gak ada yang bisa gue ucapkan selain kata maaf. Gue minta maaf sebesar-besarnya sama lo Lea. Semoga lo gak benci sama gue." ucap Saturnus dengan nada menyesal. Ia sadar dirinya sangat bodoh sudah menyia-nyiakan perempuan seperti Lea. Padahal sedikit demi sedikit ia sadar bahwa ia mulai memiliki perasaan untuk Lea, namun ia menolaknya keras. Ia rasa, bukan Lea perempuan yang ia cari selama ini.
"Gak apa-apa Saturnus, Lea gak akan pernah paksa Saturnus buat suka sama Lea. Lea akan tunggu sampai Saturnus bisa buka hati buat Lea, jika Lea beruntung pasti Lea mendapatkan kesempatan itu. Tapi jika tidak, tidak apa-apa Saturnus, Lea gak akan sedih dan menyesal karena suka sama Saturnus. Saturnus ada di dunia ini dan Lea bisa kenal Saturnus saja itu sudah kebahagiaan yang besar buat Lea. Lea gak bakalan pernah benci sama Saturnus, apapun alasannya. Tolong biarkan Lea mencintai Saturnus, sampai Lea gak bisa mencintai lagi." ucap Lea dari seberang sana dengan suara paraunya. Hatinya sangat sesak. Air matanya sudah terkumpul di pelupuk matanya. Ia berusaha kuat untuk menahan air matanya agar tidak jatuh. Ia tidak mau menangis dan membuat Saturnus merasa bersalah. Namun oksigen terasa menipis di sekitarnya, ia kesulitan menghirup oksigen. Rasanya ia tidak bisa bernafas dengan baik.
"Andai gue bisa balas perasaan lo dengan mudah, pasti gue akan bahagia Lea karena bisa buat lo bahagia dan gak nangis lagi karena gue. Gue beruntung bisa dicintai dengan tulus oleh perempuan seperti lo. Tapi entah kenapa diri gue bodoh, dan hati gue beku, dengan teganya gue menolak itu semua. Gue hanya berusaha jujur supaya lo gak ngerasa tertipu nantinya. Mungkin jika gue udah suka sama lo gue akan bilang sama lo, tapi gue gak bisa janji gue bakal suka sama lo Lea." sahut Saturnus kehabisan kata-kata. Kini Saturnus sudah benar-benat merasa dirinya adalah orang terjahat di dunia. Ia sudah berhasil mematahkan hati perempuan yang tulus mencintainya. Menunggunya dari sejak lama. Mengejarnya tanpa menyerah. Saturnus memang memiliki hati yang beku.
"Kalau Saturnus gak bisa suka sama Lea, jangan dipaksain Saturnus. Kaya gini aja Lea sudah senang dan bahagia kok. Jadi teman dekat Saturnus saja Lea sudah cukup buat Lea. Kalau Saturnus sampai suka juga sama Lea, itu berarti keajaiban dan mukjizat dari Tuhan. Lea gak terlalu berharap itu kok." ucap Lea dengan suara pelan dan menghapus air matanya yang sudah mulai membasahi pipinya, akhirnya Lea meneteskan air matanya juga, ternyata ia tidak mampu menahannya. Dirinya tidak boleh cengeng dan sedih seperti ini. Mungkin hanya dengan Saturnus ia bisa jatuh cinta, sampai kapan pun ia tak ingin jatuh cinta lagi. Saturnus akan menjadi yang pertama dan terakhir di hidupnya.
"Gue gak tahu lagi Lea harus bicara apa. Gue kehabisan kata-kata. Lo terlalu sempurna buat gue. Gue meragukan lo ini manusia apa bukan sih?" tanya Saturnus dengan nada menyerah. Seumur-umur dirinya hidup, ia belum pernah menemukan perempuan seperti Lea. Lea memiliki hati yang sangat tulus seperti malaikat. Bahkan Lea tidak membencinya ketika sudah jelas-jelas ia menolak Lea berkali-kali dan tentu saja perlakuan ini membuat Lea merasa sakit. Perempuan mana yang tahan di sakiti seperti itu dan masih tetap bertahan? Hanya Lea yang mampu melakukannya.
"Maksud Saturnus apa? Ya, Lea itu manusia Saturnus. Memangnya Saturnus melihat Lea apa kalau bukan manusia?" tanya Lea dengan raut wajah bingungnya. Lea tak pernah bisa menyembunyikan perasaannya, jika dirinya bingung refleks nada suaranya juga akan terdengar seperti orang yang sedang bingung. Dan ia yakin Saturnus dapat menangkap nada bingungnya itu jelas. Lea tahu Saturnus sudah mengenal sifatnya dengan baik. Namun Lea benar-benar tak paham dengan pertanyaan Saturnus itu. Kan sudah jelas-jelas dirinya adalah manusia, kenapa Saturnus bertanya seperti itu?
"Gue pikir lo adalah malaikat atau bidadari yang turun dari surga yang menjelma sebagai manusia." ucap Saturnus dengan polosnya. Dengan enteng ia mengatakannya. Apakah Saturnus tidak sadar jika perkataannya barusan mungkin saja akan membuat Lea jantungan di tempat? Atau Saturnus tidak menyadari bahwa dirinya berkata romantis?
DEG!!!
Pipi Lea bersemu merah karena malu dipuji seperti itu oleh laki-laki yang ia suka. Siapa yang tidak senang? Siapa yang tidak bahagia dipuji dengan kata-kata manis seperti itu? Tentu saja Lea sangat bahagia. Namun Lea hanya bisa diam karena bingung harus merespon bagaimana. Andai saja ia memiliki sayap, pasti ia sudah terbang ke luar angkasa karena saking senangnya. Jantungnya melompat-lompat dan berdegup kencang seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. Lea gugup. Percayalah! Tak ada laki-laki yang bisa membuat Lea gugup selain Saturnus. Hanya Saturnus yang bisa melakukannya, bahkan dengan hal sederhana yang Saturnus lakukan bisa membuat Lea merasa gugup tak karuan. Lea merasa badannya seketika panas dingin karena ulah Saturnus.
"Kenapa diam Lea? Lo belum jawab pertanyaan gue." ucap Saturnus tersenyum kecil. Ia geli sendiri mendengar pernyataannya barusan terhadap Lea. Setelah ia menyadari bahwa ia berkata sangat romantis pada Lea, ia sadar dirinya telah berubah menjadi laki-laki yang mulai bisa romantis terhadap perempuan. Tak apa, kali ini saja... Kali ini saja ia ingin membuat Lea bahagia.