Pernahkah kalian temui, asmara yang dimana disitu ada dua hati diantara Cinta tapi terpisah jarak. Ya, itu aku temui saat masih bekerja di sebuah minimarket di kota kecil, sedang ia bekerja jauh dikota besar yang ratusan kilometer dari tempat kakiku menginjak berada.
Halangan terbesar bukanlah jarak, ada telephon kok, bisa video call, WhatsApp dan bukan pula waktu atau uang.
Tapi apa?
Kepercayaan, mungkin
tapi ada lagi
Nafsu, nafsu untuk bertemu, nafsu untuk melepas lelah, nafsu mencurahkan lahir batin dengannya.
***Cinta itu mengandung kata manis
karena dengan kata manis
permasalahan seberat apapun diantara keduanya dapat terselesaikan
bahkan mungkin sebelum disadari***
bertutur via pesan suara jadi pelepas rindu diantara kami, cerita demi cerita kami ungkap didalamnya. Setiap hari, bahkan terkadang hal yang paling sepele pun kami ceritakan.
Terkadang pesan tertulis pun kami gunakan sebagai penghibur, dimana rasa rindu yang teramat dalam kami obati.
Romantisnya berpacaran jarak jauh kami nikmati, dan bagai anak punk yang dimabuk bau lem Aibon, kami terkadang berkhayal. Dengan kata pertama "kalo kita ketemu nanti". Aku bakal bawa hadiah, aku bakal ajak kamu jalan-jalan, kamu mau apapun aku kasih. Dan banyak hal janji-janji setinggi gunung terucap dari mulut kami masing-masing.
***Janji seperti candu, kalau satu kali terucap
pasti akan ada lagi janji yang lain untuk menambal janji yang lama, hehe sama seperti menutup kebohongan. Intinya janji dan bohong mirip-miriplah***
Waktu berlalu dan berlalu,
dan disini
Aku temui sebuah permasalahan.
terkadang kecurigaan, kebosanan menghampiri, dimana akhirnya salah seorang dari kami (diantara kami berdua), atau bahkan kami berdua, sama-sama mencari pelarian.
***aku tak mau mengalah karena kebohongan, lebih baik aku jujur untuk sebuah kesalahan***
Benar, Hal pertama yang aku lakukan ketika datang rasa bosan. Tentu, sedikit mencurahkan rasa kasih sayang ke wanita terdekat disekitar aku.
Dan dalam hal ini, teman wanita yang lumayan cantik di tempat kerjaku.
Yakin dia akan membalas rasa sayangku, karena kita selalu bertemu. Dengan apa yang aku bisa.
Akhirnya, kami makin dekat, makin dekat, dan disinilah awal Syair kedua.