Angga berbalik ketika dia mendengar suara itu, dan sedikit terkejut untuk beberapa saat. Sepertinya sudah terlambat untuk menutupinya
Gadis kecil itu berlari di belakangnya, menatap punggungnya dengan mata yang membesar
"Paman bagaimana ceritanya punggungmu bisa seperti ini?"
Angga berbalik dan menatap mata merahnya, dia benar-benar tidak bisa langsung membuat alasan yang bagus.
"Ayah ibuku" ucap Angga sambil mengusap rambutnya dan menghela nafas tanpa sadar saat dia menatapnya hampir menangis.
"Tidak apa-apa, tidak sakit." lanjutnya.
"Apa mereka memukulimu karena kamu dan aku punya akta nikah? Kamu bisa mengatakan
yang sebenarnya kepada mereka. Kamu bisa memberitahu mereka bahwa kamu dan aku
menikah hanya demi..."
"Alana, aku punya rencanaku sendiri." potong Angga.
"Tidak peduli apa yang kamu rencanakan, kamu tidak boleh berdiri dengan bodoh dan dipukuli begitu keras."
"...."
"Jika kamu tidak memberitahuku, aku ingin kamu makan hot pot pedas, dan aku akan