Keenan memberanikan diri menyatakan perasaannya kepada Kanaya pada hari itu. Mumpung ada kesempatan. Mumpung Dean tidak ada di antara mereka.
"Aku serius, Nay!" tegas Keenan. "Aku suka sama kamu, dari awal aku liat kamu dulu. Aku udah suka," lanjutnya.
"Oh, ...." Kanaya tampak terkejut.
"Kamu, mau, kan, jadi pacar aku?" tanya Keenan. Matanya menatap lekat ke dalam mata Kanaya. Yang saat itu, balik menatapnya. Rasanya tidak percaya, anak laki-laki yang selalu menjadi lawan debatnya, sehari baikan, sehari ribut, dua pekan tidak saling tegur. Kini, menyatakan perasaannya, dan memintanya menjadi pacarnya.
"Umm, .... Gimana, ya?" Kanaya balik bertanya, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Gak harus jawab hari ini, kok. Aku juga gak mau maksain perasaan kamu, Nay," ujar Keenan terdengar serius. "Tapi aku beneran serius. Mau jadiin kamu pacar aku sekarang, dan nanti jadi istriku."