Chereads / Elegi Cinta Asha / Chapter 34 - Rahasia Kecil Dan Sebiru Laut

Chapter 34 - Rahasia Kecil Dan Sebiru Laut

Bayu sudah kembali ke kota A. Sebelum mereka berpisah pada siang itu, Bayu meminta nomor kontak Asha. Dirinya ingin selalu bisa menghubungi Keenan jika ada waktu kembali ke Kota Kecil. Asha tidak bisa menolak, dengan syarat Bayu tetap merahasiakan keberadaan Asha dan Keenan dari siapapun. Biarlah ini menjadi 'rahasia kecil' mereka.

***

Bulan berganti bulan, tak terasa sudah di penghujung tahun. Asha mulai memikirkan untuk pindah kerja. Dengan penghasilannya sebagai karyawan mini market tentu saja lebih dari cukup selama tiga tahun belakangan ini untuk membiayai kehidupan sehari-hari mereka. Meski kota kecil, namun terletak jauh di ujung timur Indonesia biaya hiduppun tinggi.

Meski untuk kebutuhan Keenan, Bayu menyanggupi untuk menanggungnya, sejak Asha berdamai dengan Bayu. Selama tiga tahun, Bayu memang sengaja menyisihkan dari gajinya untuk Keenan meski dahulu mereka tidak bisa bertemu. Sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada Keenan.

Berpikir mungkin tidak akan ada yang mengetahui keberadaannya di Kota Kecil ini selain Bayu, Asha mencoba memberanikan diri mengajukan lamaran memakai ijazahnya di Ibu Kota di Kota Kecil itu. Hanya sekitar dua jam perjalanan dari tempatnya tinggal.

Hubungan Bayu dan Keenanpun mulai terjalin dengan baik. Setiap beberapa hari sekali Bayu akan menghubungi Keenan dan berbincang-bincang. Bayu menepati janjinya hanya mengurusi tentang Keenan saja dan tidak ikut campur dengan kehidupan pribadi Asha. Meski di dalam hatinya dia penasaran dengan mantan istrinya itu.

Sebulan berikutnya setelah melewati tahun baru, Asha menerima sebuah surat dari perusahaan di Ibu Kota tempat ia melamar. Dalam surat itu, Asha mendapat panggilan untuk wawancara di Perusahaan LX.

***

[Aku ada di Kota Kecil selama sepekan. Bisa kita bertemu?]

Demikian pesan singkat yang kerap kali Bayu kirim saat dirinya ditugaskan di Kota Kecil. Sejak kedatangannya beberapa bulan lalu, ini adalah pesan singkat kedua yang dia kirim untuk meminta ijin agar bisa bertemu dengan Keenan.

Kedatangannya kedua saat itu hanya tiga hari saja dan dirinya harus lanjut mengunjungi kota lain. Sehingga waktu bersama dengan Keenan hanya sebentar saja. Mengingat Asha sangat overprotectif terhadap Keenan.

[Silahkan.]

Selalu singkat jawaban dari Asha. Dan Bayu mulai terbiasa akan hal itu. Dirinya sengaja tidak mengatakan bahwa hari itu dia khusus mengambil cuti dan akan mengajak Keenan berekreasi.

Sekitar dua puluh menit sejak pesan singkat itu dibalas oleh Asha, Bayu sudah berada di depan rumah kontrakannya. Dan ini adalah kunjungan kedua Bayu ke rumah.

Kala pertama Bayu menginjakan kakinya, Asha mengenalkan Bayu ke para tetangganya yang kebetulan melihatnya datang, sebagai ayah Keenan, dan mereka percaya karena kemiripan Keenan dengan Bayu, untungnya mereka tidak menanyakan detail tentang status pernikahan mereka.

Asha enggan memberitahukan hal itu karena kuatir akan dicurigai seperti sebelum-sebelumnya karena statusnya sebagai orangtua tunggal.

"Papa ...," sambut Keenan kala membukakan pintu untuk Bayu. Dan langsung memeluknya dan menggandeng tangannya untuk masuk ke dalam.

Asha yang saat itu sudah berhenti bekerja di mini market sedang memasak di dapur. Dirinya masih menunggu kabar dari hasil wawancaranya sepekan lalu.

"Kamu libur, Sha?" tanya Bayu saat mendapati Asha masih mengenakan pakaian rumah. Bayu tidak tahu soal pekerjaan Asha selain sebagai karyawan mini market.

"Aku sudah berenti," jawab Asha seraya menata masakan yang baru matang di meja makan. "Ki, makan dulu sini."

"Papa ikut makan juga, Ma?" tanya Keenan yang masih menggandeng tangan Bayu. Yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Asha.

"Aku boleh ikut makan?" tanya Bayu basa basi.

"Kalau Kamu mau," acuh tak acuh Asha menjawabnya seraya mengambilkan sepiring nasi dan lauknya untuk Keenan.

Sambil tersenyum Bayu mengambil piring yang sudah disediakan Asha dan ikut makan bersama mereka. Sarapan pagi yang nikmat bagi Bayu kala itu. Karena pada kunjungannya yang pertama dahulu Asha hanya menyuguhkan minuman dan kudapan tanpa makanan berat seperti sekarang.

"Aku mau ajak Keenan ke pantai, boleh?" tanya Bayu saat dirinya sudah selesai makan, dan Asha sedang menyibukkan diri dengan membereskan semua peralatan makan yang kotor di dapur.

"Boleh ya, Ma?" tanya Keenan saat mendengar itu. Tampak berbinar matanya. Karena selama mereka tiga tahun tinggal di Kota Kecil itu, Keenan sama sekali belum pernah ke pantai. Akan tetapi Asha masih berpura-pura sibuk dengan cuciannya. Dirinya sedang berpikir keras.

Asha selesai membereskan cuciannya ketika keluar dari dapur, melihat Bayu dan Keenan sedang asyik bermain menyusun lego yang pada kunjungan pertamanya dulu dihadiahkan untuk Keenan.

Sesekali mereka berbincang antar ayah dan anak. Hal ini membuat Asha khawatir. Perasaan yang hampir serupa dengan yang dirasakannya dahulu kala melihat interaksi Keenan dan Angga. Tetapi yang di hadapannya ini betul-betul ayah dan anak. Bayu terlihat begitu perhatian mendengarkan setiap celoteh Keenan.

Merasa diperhatikan, Bayu bersuara, "Aku pengen ajak Keenan, kalau Kamu mau ikut, Aku bakal senang sekali."

"Mama boleh ikut, Pa?" seru Keenan antusias kemudian mengalihkan pandangannya ke Asha. "Mama ikut kita ya?"

"Aku udah sewa mobil kok buat kita jalan ke pantai," jelas Bayu. Asha masih terdiam.

Merasa bakal ditolak lagi, Bayu kemudian berkata lagi, "Aku ajak Keenan bukan untuk mengambil hati Kamu lagi ko, Sha. Murni hanya ingin mengajaknya bersenang-senang. Mumpung Keenan belum aktif sekolah. Bagaimana?"

Merasa keraguannya terjawab, "Okay, tapi pulang pergi ya."

"Yay!" sorak Keenan kemudian menepuk tangan Bayu di udara yang mengajaknya 'tos'.

"Siapin baju ganti dulu yuk," ajak Asha.

***

Mereka tiba empat puluh lima menit kemudian. Di hadapannya terhampar pantai indah dengan pasir putihnya. Suasana sejuk yang Asha rasakan saat tiba, ini karena banyak terdapat rerimbunan pohon yang tumbuh di sepanjang pantai.

Karena bukan akhir pekan, suasana di pantai itu cukup sepi. Dan ini menjadi kenyamanan tersendiri bagi Asha. Sudah beberapa tahun berlalu dirinya selalu mengurung diri di rumah bersama Keenan jika tidak sedang bekerja. Mendapati suasana pantai yang seperti ini seakan dirinya sedang melepas kepenatan dalam hidupnya.

Beberapa sudut wilayah pantai menyuguhkan gundukan batuan karang yang menawan dan indah untuk dijadikan tempat berfoto.

Air yang biru dan jernih, serta ombak-ombak yang berderu seakan menggoda Asha untuk berenang. Namun dia tidak menyiapkan pakaian khusus untuk berenang. Jadi saat ini dia cukup berpuas diri untuk memandang birunya laut.

Walaupun pantai ini berhadapan langsung dengan laut lepas, namun perairan di pantai ini tergolong aman. Pengunjung tidak akan menemui ombak besar yang mencapai pantai. Karena ombak akan memecah dalam jarak sekitar 100 m dari bibir pantai terkena dasar pantai yang berkarang.

Keenan yang sudah berganti pakaian dengan hanya mengenakan celana pendek dan kaos pendek tampak antusias untuk bermain pasir, Asha membebaskan Keenan bermain dan mengekplorasi imajinasinya bersama Bayu yang juga sudah berganti pakaian hanya mengenakan celana pendek dan juga kaos. Mereka mulai membangun istana pasir, lengkap dengan parit, kemudian tak lama berlarian dan berguling-guling di atas pasir yang lembut. Sementara Asha hanya menonton kegiatan mereka.

Tampak di kejauhan ada sepasang manusia sedang bermain kano, kemesraan bersama pasangan itu sedikit membuatnya iri. Kebahagiaannya kini hanya untuk Keenan. Karena itulah Asha selalu merasa khawatir tiap kali Keenan berinteraksi dengan Bayu, khawatir Bayu akan merebut Keenan darinya.

Dipandangnya dua lelaki berbeda generasi itu yang masih tampak bersemangat bekejaran di pinggir pantai. Sesekali didengarnya suara teriakan Keenan saat dirinya terkena ombak dan terseret ke tengah. Tampak Bayu menjaga anaknya itu agar tetap selamat. Keduanya tertawa dengan lepas. Hal ini membuat Asha tak tahan untuk ikut tersenyum juga.

Sambil beristirahat, Bayu membelikan minuman es kelapa muda dan makanan laut seperti udang, kerang, dan kepiting. Keenan terlihat lahap memakan semua hidangan itu.

Mereka bertiga sedang dalam suasana yang sangat bahagia. Terutama Bayu. Dia sangat bersyukur Asha mengijinkan Keenan pergi dengannya bahkan dirinya turut serta bersama.

Tanpa diketahui mereka bertiga, tampak beberapa meter tak jauh dari mereka, ada yang merekam momen bahagia itu.

***