"Cinta memang butuh pengorbanan Juna. Gue lakukan ini karena kemauan gue, bukan paksaan dari Rain. Gue cuma butuh lihat Rain bahagia, hanya itu saja." ucap Gevan menatap pantai denga pandangan lurusnya. Ternyata Juna tidak seburuk yang ia kira, Juna enak diajak ngobrol. Mungkin ini adalah awal yang baik sebagai pertemanannya dan Juna. Semoga mereka bisa menjadi sahabat dekat nantinya.
"Iya Gevan... Lo hebat. Gak semua laki-laki bisa seperti lo. Bahkan gue pun gak yakin bisa seperti lo." ucap Juna masih menatap Gevan dengan tatapan kagumnya. Baru kali ini ia menemukan laki-laki yang memiliki tekad kuat seperti ini pada perempuan. Gevan seakan buta jika Rain sakit-sakitan. Gevan benar-benar tulus mencintai Rain.
Juna sadar, jika dirinya tak sepantas Gevan untuk berada di sisi Rain. Mungkin Rain akan menjadi perempuan yang selalu ia kenang sebagai cinta pertamanya, bukan ia miliki sebagai kekasih. Gevan terlalu sempurna untuk Rain.