"Gevan!!!!!!!" teriak Rain sekali lagi dari dalam kamar mandi yang mampu mengejutkan Gevan untuk yang kedua kalinya.
Gevan terkejut dan lamunannya seketika buyar. Ia masih memegang buku diary Rain dan segera menutupnya, lalu Gevan meletakkannya di tempat semula. Ia rasa cukup segitu saja ia melihat privasi kekasihnya ini. Gevan dengan segera menetralkan raut wajahnya seakan tidak ada apa - apa yang terjadi.
"Iya sayang kenapa?" tanya Gevan ikut berteriak agar suaranya terdengar oleh Rain dari dalam kamar mandi.
"Gevan ngapain sih tu? Kok gak bersuara sama sekali?" tanya Rain dengan suara kencangnya.
Huhhh Apa Rain pikir dirinya se-budek itu hingga harus diberikan suara se-keras itu? Please deh! Telinga Gevan masih normal.