"Gevannn!!!!" teriak Rain dari dalam kamar mandi.
Gevan yang dipanggil dengan teriakan begitu tentu saja terkejut, ia segera menutup buku diary Rain dan menaruhnya di tempatnya tadi.
"Ya? Kenapa sayang?" sahut Gevan seakan - akan tidak terjadi apa - apa.
"Gak ada Gevan, aku mandinya masih lama loh, maaf ya? Tunggu sebentar lagi gak apa kan?" tanya Rain lagi dengan berteriak dari dalam kamar mandi sana.
"Gak apa sayang, aku tungguin kok disini, santai aja mandinya." sahut Gevan juga ikut berteriak agar Rain mendengar suaranya.
Setelahnya tidak ada jawaban lagi dari Rain, hanya suara guyuran air yang dapat Gevan dengar.
Gevan mengelus dadanya merasa lega, hampir saja ketahuan bahwa ia sedang membaca buku diary Rainnya.
Gevan mengambil buku diary itu lagi, dan membaca lembar keenam. Gevan masih belum kapok mematahkan hatinya sendiri.
Dear Arkan,
I Love you... Kamu tahu? Aku juga mencintaimu,
Tapi aku tak sanggup mengatakannya,