"Saya juga tidak tahu itu kapan Gevan." ucap Rain jujur pada Gevan.
"Gak apa - apa Cantik. Gue akan tunggu waktu lo udah siap nerima gue. Gue akan tunggu dengan sabar." ucap Gevan berusaha tersenyum
"Gevan baik banget sama saya." ucap Rain semakin merasa bersalah
"Cuma perasaan lo aja Cantik, gue gak sebaik itu." jawab Gevan tidak mengakui kebaikannya. Gevan memang tidak merasa baik. Rain saja yang mungkin terlalu menilainya berlebihan. Nyatanya ia tidak sebaik yang Rain kira. Namun ia berusaha sebaik mungkin di depan Rain agar Rainnya tidak pergi dari hidupnya. Sejak kehadiran Rain di hidupnya ia sudah bertekad bahwa kebahagiaan Rain adalah tujuan hidupnya.